Muslim Indonesia punya sejarah luar biasa. Sahabat Rasulullah, pernah pula langsung berdakwah di Nusantara.
Melacak sejarah masuknya Islam ke Indonesia bukanlah urusan mudah. Tak banyak jejak yang bisa dilacak. Ada beberapa pertanyaan awal yang bisa diajukan untuk menelusuri kedatangan Islam di Indonesia. Beberapa pertanyaan itu adalah, darimana Islam datang? Siapa yang membawanya dan kapan kedatangannya?
Ada beberapa teori yang hingga kini masih sering dibahas, baik oleh sarjana-sarjana Barat maupun kalangan intelektual Islam sendiri. Setidaknya ada tiga teori yang menjelaskan kedatangan Islam ke Timur Jauh termasuk ke Nusantara. Teori pertama diusung oleh Snouck Hurgronje yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India. Tempat-tempat seperti Gujarat, Bengali dan Malabar disebut sebagai asal masuknya Islam di Nusantara.
Dalam L’arabie et les Indes Neerlandaises, Snouck mengatakan teori tersebut didasarkan pada pengamatan tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai Arab yang ada dalam Islam pada masa-masa awal, yakni pada abad ke-12 atau 13. Snouck juga mengatakan, teorinya didukung dengan hubungan yang sudah terjalin lama antara wilayah Nusantara dengan daratan India.
Sebetulnya, teori ini dimunculkan pertama kali oleh Pijnappel, seorang sarjana dari Universitas Leiden. Namun, nama Snouck Hurgronje yang paling besar memasarkan teori Gujarat ini. Salah satu alasannya adalah, karena Snouck dipandang sebagai sosok yang mendalami Islam. Teori ini diikuti dan dikembangkan oleh banyak sarjana Barat lainnya.
Teori kedua, adalah Teori Persia. Tanah Persia disebut-sebut sebagai tempat awal Islam datang di Nusantara. Teori ini berdasarkan kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat Islam dengan penduduk Persia. Misalnya saja tentang peringatan 10 Muharam yang dijadikan sebagai hari peringatan wafatnya Hasan dan Husein, cucu Rasulullah. Selain itu, di beberapa tempat di Sumatera Barat ada pula tradisi Tabut, yang berarti keranda, juga untuk memperingati Hasan dan Husein. Ada pula pendukung lain dari teori ini yakni beberapa serapan bahasa yang diyakini datang dari Iran. Misalnya jabar dari zabar, jer dari ze-er dan beberapa yang lainnya.
Teori ini menyakini Islam masuk ke wilayah Nusantara pada abad ke-13. Dan wilayah pertama yang dijamah adalah Samudera Pasai.
Kedua teori di atas mendatang kritikan yang cukup signifikan dari teori ketiga, yakni Teori Arabia. Dalam teori ini disebutkan, bahwa Islam yang masuk ke Indonesia datang langsung dari Makkah atau Madinah. Waktu kedatangannya pun bukan pada abad ke-12 atau 13, melainkan pada awal abad ke-7. Artinya, menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia pada awal abad hijriah, bahkan pada masa khulafaur rasyidin memerintah. Islam sudah mulai ekspidesinya ke Nusantara ketika sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib memegang kendali sebagai amirul mukminin.
Bahkan sumber-sumber literatur Cina menyebutkan, menjelang seperempat abad ke-7, sudah berdiri perkampungan Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera. Di perkampungan-perkampungan ini diberitakan, orang-orang Arab bermukim dan menikah dengan penduduk lokal dan membentuk komunitas-komunitas Muslim.
Dalam kitab sejarah Cina yang berjudul Chiu T’hang Shu disebutkan pernah mendapat kunjungan diplomatik dari orang-o-rang Ta Shih, sebutan untuk orang Arab, pada tahun tahun 651 Masehi atau 31 Hijirah. Empat tahun kemudian, dinasti yang sama kedatangan duta yang dikirim oleh Tan mi mo ni’. Tan mi mo ni’ adalah sebutan untuk Amirul Mukminin.
Dalam catatan tersebut, duta Tan mi mo ni’ menyebutkan bahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah dan sudah tiga kali berganti kepemimpinan. Artinya, duta Muslim tersebut datang pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan.
Biasanya, para pengembara Arab ini tak hanya berlayar sampai di Cina saja, tapi juga terus menjelajah sampai di Timur Jauh, termasuk Indonesia. Jauh sebelum penjelajah dari Eropa punya kemampuan mengarungi dunia, terlebih dulu pelayar-pelayar dari Arab dan Timur Tengah sudah mampu melayari rute dunia dengan intensitas yang cukup padat. Ini adalah rute pelayaran paling panjang yang pernah ada sebelum abad 16.
Hal ini juga bisa dilacak dari catatan para peziarah Budha Cina yang kerap kali menumpang kapal-kapal ekspedisi milik orang-orang Arab sejak menjelang abad ke-7 untuk pergi ke India. Bahkan pada era yang lebih belakangan, pengembara Arab yang masyhur, Ibnu Bathutah mencatat perjalanannya ke beberapa wilayah Nusantara. Tapi sayangnya, tak dijelaskan dalam catatan Ibnu Bathutah daerah-daerah mana saja yang pernah ia kunjungi.
Kian tahun, kian bertambah duta-duta dari Timur Tengah yang datang ke wilayah Nusantara. Pada masa Dinasti Umayyah, ada sebanyak 17 duta Muslim yang datang ke Cina. Pada Dinasti Abbasiyah dikirim 18 duta ke negeri Cina. Bahkan pada pertengahan abad ke-7 sudah berdiri beberapa perkampungan Muslim di Kanfu atau Kanton.
Tentu saja, tak hanya ke negeri Cina perjalanan dilakukan. Beberapa catatan menyebutkan duta-duta Muslim juga mengunjungi Zabaj atau Sribuza atau yang lebih kita kenal dengan Kerajaan Sriwijaya. Hal ini sangat bisa diterima karena zaman itu adalah masa-masa keemasan Kerajaan Sriwijaya. Tidak ada satu ekspedisi yang akan menuju ke Cina tanpa melawat terlebih dulu ke Sriwijaya.
Sebuah literatur kuno Arab yang berjudul Aja’ib al Hind yang ditulis oleh Buzurg bin Shahriyar al Ramhurmuzi pada tahun 1000 memberikan gambaran bahwa ada perkampungan-perkampungan Muslim yang terbangun di wilayah Kerajaan Sriwijaya. Hubungan Sriwijaya dengan kekhalifahan Islam di Timur Tengah terus berlanjut hingga di masa khalifah Umar bin Abdul Azis. Ibn Abd Al Rabbih dalam karyanya Al Iqd al Farid yang dikutip oleh Azyumardi Azra dalam bukunya Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII menyebutkan ada proses korespondensi yang berlangsung antara raja Sriwijaya kala itu Sri Indravarman dengan khalifah yang terkenal adil tersebut.
“Dari Raja di Raja [Malik al Amlak] yang adalah keturunan seribu raja; yang istrinya juga cucu seribu raja; yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah; yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil; kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekadar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya,” demikian antara lain bunyi surat Raja Sriwijaya Sri Indravarman kepada Khalifah Umar bin Abdul Azis. Diperkirakan hubungan diplomatik antara kedua pemimpin wilayah ini berlangsung pada tahun 100 hijriah atau 718 masehi.
Tak dapat diketahui apakah selanjutnya Sri Indravarman memeluk Islam atau tidak. Tapi hubungan antara Sriwijaya Dan pemerintahan Islam di Arab menjadi penanda babak baru Islam di Indonesia. Jika awalnya Islam masuk memainkan peranan hubungan ekonomi dan dagang, maka kini telah berkembang menjadi hubungan politik keagamaan. Dan pada kurun waktu ini pula Islam mengawali kiprahnya memasuki kehidupan raja-raja dan kekuasaan di wilayah-wilayah Nusantara.
Pada awal abad ke-12, Sriwijaya mengalami masalah serius yang berakibat pada kemunduran kerajaan. Kemunduran Sriwijaya ini pula yang berpengaruh pada perkembangan Islam di Nusantara. Kemerosotan ekonomi ini pula yang membuat Sriwijaya menaikkan upeti kepada kapal-kapal asing yang memasuki wilayahnya. Dan hal ini mengubah arus perdagangan yang telah berperan dalam penyebaran Islam.
Selain Sabaj atau Sribuza atau juga Sriwijaya disebut-sebut telah dijamah oleh dakwah Islam, daerah-daerah lain di Pulau Sumatera seperti Aceh dan Minangkabau menjadi lahan dakwah. Bahkan di Minangkabau ada tambo yang mengisahkan tentang alam Minangkabau yang tercipta dari Nur Muhammad. Ini adalah salah satu jejak Islam yang berakar sejak mula masuk ke Nusantara.
Di saat-saat itulah, Islam telah memainkan peran penting di ujung Pulau Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai menjadi kerajaan Islam pertama yang dikenal dalam sejarah. Namun ada pendapat lain dari Prof. Ali Hasjmy dalam makalahnya pada Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh yang digelar pada tahun 1978. Menurut Ali Hasjmy, kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Perlak.
Masih banyak perdebatan memang, tentang hal ini. Tapi apapun, pada periode inilah Islam telah memegang peranan yang signifikan dalam sebuah kekuasaan. Pada periode ini pula hubungan antara Aceh dan kilafah Islam di Arab kian erat.
Selain pada pedagang, sebetulnya Islam juga didakwahkan oleh para ulama yang memang berniat datang dan mengajarkan ajaran tauhid. Tidak saja para ulama dan pedagang yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam dan datang langsung ke sumbernya, di Makkah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh, terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke-16. Bahkan pada tahun 974 hijriah atau 1566 masehi dilaporkan, ada lima kapal dari Kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah.
Ukhuwah yang erat antara Aceh dan kekhalifahan Islam itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Makkah. Puncak hubungan baik antara Aceh dan pemerintahan Islam terjadi pada masa Khalifah Utsmaniyah. Tidak saja dalam hubungan dagang dan keagamaan, tapi juga hubungan politik dan militer telah dibangun pada masa ini. Hubungan ini pula yang membuat angkatan perang Utsmani membantu mengusir Portugis dari pantai Pasai yang dikuasai sejak tahun 1521. Bahkan, pada tahun-tahun sebelumnya Portugis juga sempat digemparkan dengan kabar pemerintahan Utsmani yang akan mengirim angkatan perangnya untuk membebaskan Kerajaan Islam Malaka dari cengkeraman penjajah. Pemerintahan Utsmani juga pernah membantu mengusir Parangi (Portugis) dari perairan yang akan dilalui Muslim Aceh yang hendak menunaikan ibadah haji di tanah suci.
Selain di Pulau Sumatera, dakwah Islam juga dilakukan dalam waktu yang bersamaan di Pulau Jawa. Prof. Hamka dalam Sejarah Umat Islam mengungkapkan, pada tahun 674 sampai 675 masehi duta dari orang-orang Ta Shih (Arab) untuk Cina yang tak lain adalah sahabat Rasulullah sendiri Muawiyah bin Abu Sofyan, diam-diam meneruskan perjalanan hingga ke Pulau Jawa. Muawiyah yang juga pendiri Daulat Umayyah ini menyamar sebagai pedagang dan menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu. Ekspedisi ini mendatangi Kerajaan Kalingga dan melakukan pengamatan. Maka, bisa dibilang Islam merambah tanah Jawa pada abad awal perhitungan hijriah.
Jika demikian, maka tak heran pula jika tanah Jawa menjadi kekuatan Islam yang cukup besar dengan Kerajaan Giri, Demak, Pajang, Mataram, bahkan hingga Banten dan Cirebon. Proses dakwah yang panjang, yang salah satunya dilakukan oleh Wali Songo atau Sembilan Wali adalah rangkaian kerja sejak kegiatan observasi yang pernah dilakukan oleh sahabat Muawiyah bin Abu Sofyan.
Peranan Wali Songo dalam perjalanan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa sangatlah tidak bisa dipisahkan. Jika boleh disebut, merekalah yang menyiapkan pondasi-pondasi yang kuat dimana akan dibangun pemerintahan Islam yang berbentuk kerajaan. Kerajaan Islam di tanah Jawa yang paling terkenal memang adalah Kerajaan Demak. Namun, keberadaan Giri tak bisa dilepaskan dari sejarah kekuasaan Islam tanah Jawa.
Sebelum Demak berdiri, Raden Paku yang berjuluk Sunan Giri atau yang nama aslinya Maulana Ainul Yaqin, telah membangun wilayah tersendiri di daerah Giri, Gresik, Jawa Timur. Wilayah ini dibangun menjadi sebuah kerajaan agama dan juga pusat pengkaderan dakwah. Dari wilayah Giri ini pula dihasilkan pendakwah-pendakwah yang kelah dikirim ke Nusatenggara dan wilayah Timur Indonesia lainnya.
Giri berkembang dan menjadi pusat keagamaan di wilayah Jawa Timur. Bahkan, Buya Hamka menyebutkan, saking besarnya pengaruh kekuatan agama yang dihasilkan Giri, Majapahit yang kala itu menguasai Jawa tak punya kuasa untuk menghapus kekuatan Giri. Dalam perjalanannya, setelah melemahnya Majapahit, berdirilah Kerajaan Demak. Lalu bersambung dengan Pajang, kemudian jatuh ke Mataram.
Meski kerajaan dan kekuatan baru Islam tumbuh, Giri tetap memainkan peranannya tersendiri. Sampai ketika Mataram dianggap sudah tak lagi menjalankan ajaran-ajaran Islam pada pemerintahan Sultan Agung, Giri pun mengambil sikap dan keputusan. Giri mendukung kekuatan Bupati Surabaya untuk melakukan pemberontakan pada Mataram.
Meski akhirnya kekuatan Islam melemah saat kedatangan dan mengguritanya kekuasaan penjajah Belanda, kerajaan dan tokoh-tokoh Islam tanah Jawa memberikan sumbangsih yang besar pada perjuangan. Ajaran Islam yang salah satunya mengupas makna dan semangat jihad telah menorehkan tinta emas dalam perjuangan Indonesia melawan penjajah. Tak hanya di Jawa dan Sumatera, tapi di seluruh wilayah Nusantara.
Muslim Indonesia mengantongi sejarah yang panjang dan besar. Sejarah itu pula yang mengantar kita saat ini menjadi sebuah negeri Muslim terbesar di dunia. Sebuah sejarah gemilang yang pernah diukir para pendahulu, tak selayaknya tenggelam begitu saja. Kembalikan izzah Muslim Indonesia sebagai Muslim pejuang. Tegakkan kembali kebanggaan Muslim Indonesia sebagai Muslim bijak, dalam dan sabar.
Risalah Islam Indonesia
Diposting oleh
Sopyan Tsauri
Selasa, 16 Maret 2010
Obyek Daerah Tujuan Wisata
Diposting oleh
Sopyan Tsauri
Kamis, 04 Maret 2010
Obyek Wisata Tujuan Wisata
Wisata Budaya Suku Baduy
Ethnic Cultural Tourism Baduy
Suku Baduy
Suku Baduy merupakan salah satu daerah tujuan wisata di kabupaten lebak yang kaya akan keindahan alam dan seni budayanya, hal ini dapat dilihat dari keaslian panorama alamnya. Suku baduy tebagi dalam dua bagian, yaitu Baduy dalam dan Baduy luar, mereka adalah suku yang unik, mereka tidak mau mengenal moderenisasi, karena tidak ada kesengajaan sosial, tidak ada miskin dan kaya semua sama. Untuk menuju kesana kita bisa menggukan kendaraan, dan membutuhkan waktu kurang lebih 1.5 jam dari Rangkasbitung.
Wisata Air Panas Alam Tirta Lebak Buana
Pemandian Air Panas Cipanas Lebak Tirta Buana
Obyek wisata air Cipanas berlokasi di des cipanas kabupaten lebak, sekitar 32 km dari rangkasbitung dengan situasi yang strategis. Pemandian ini merupakan salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi dengan lokasi yang mudah dijangkau. Pemandian ini mengandung belerang yang relative tinggi sehingga sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit, dan menurut kepercayaan masyarakat setempat jika kita mandi di pemandian ini dapat membuat awet muda
Wisata Budaya Seren Taun di Cisungsang
Kabupaten lebak sangat kaya dengan budaya dan seni tradisionalnya, salah satunya adalah cisungsang. Di cisungsang terdapat beberapa seni tradisional dan budaya yang unik untuk dilihat. Antara lain :
Upacara Adat Seren Taun di Cisungsang
Upacara adat seren taun di cisungsang kecamatan cibeber. Dan dipertunjukan setiap bulan juli. Ini merupakan bentuk rasa syukur atas karunia yang di berikan sang pencipta. Biasanya dilakukan oleh penduduk setempat dengan melakukan upacara Persembahan.
Seni tradisional dog-dog lojor di cisungsang
Dog-dog lojor merupakan seni tradisional khas cisungsang-kabupaten lebak. Seni tradisional ini digunakan untuk menyambut tamu kehormatan, biasanya dimainkan oleh enam orang atau tujuh orang dalam setiap pertunjukannya.
Lesung
Lesung merupakan alat pertanian tradisional yang merupakan masyarakat cisungsang masa lampau untuk manumbuk padi, Kopi dan tepung. Alat ini terdiri dari 8 alu (antan), dimana di gerakan oleh delapan orang secara bersama-sama.
Pesta Laut
Pesta laut di binuangen dirayakan setiap tahun, ini adalah pesta para nelayan dalam upaya syukuran atas kesejahteraan yang mereka dapatkan. Biasanya mereka mempertunjukannya dengan dilengkapi iringan musik sehingga menambah suasana menjadi meriah dan gembira ria.
Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan
Batu-batu megalih peninggalan purbakala di kabupaten lebak memiliki nilai sejarah kepurbakalaan yang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari situs-situs peninggalan sejarah tersebut, antara lain : Situs Kosala, Situs Sibedug, Fosil Batu.
Fosil
Fosil merupakan salah satu komoditas ekspor kerajinan di kabupaten lebak, yang sekarang ini sedang di kembangkan oleh masyarakat di desa mekarsari, kecamatan sajira, kabupaten lebak.
Saija Adinda
Pada tahun 2007, diselenggarakan pemilihan saija adinda sebagai duta wisata dan pembangunan kebupaten lebak yang kemudian dikirim pemilihan kang nong di tingkat provinsi banten.
Wisata Bahari Pantai Selatan
Pantai Karang Taraje
Karang taraje merupakan salah satu objek wisata yang manarik untuk dikunjungi. Pantai ini dikelilingi oleh perbukitan dan merupakan tempat yang nyaman bagi yang gemar rekreasi. Karang taraje terletak di kecamatan bayah, sekitar 38 km dari malingping, 237 km dari rangkasbitung. Setiap akhir pekan, pantai ini selalu dikunjungi oleh wisatawan, tidak hanya wisatawan lokal tetapi juga wisatawan yang datang dari luar daerah, tempat beristirahat yang sejuk akan memberikan kesegaran, oleh karena itu tempat inilah yang pantas untuk dijadikan tempat rekreasi yang indah, dan fasilitas yang tersedia di areal pantai ini adalah cottage
Pantai Bagedur
Pantai bagedur merupakan salah satu daerah tujuan wisata di kabupaten lebak, pantai merupakan salah satu obyek wisata yang menarik untuk di kunjungi. Pantai bagedur terletak di desa sukamanah, kecamatan malingping, sekitar 104 km dari rangkasbitung. Keadaan laut disini tenang dan tidak berbatu-batu dan airnya bersih. Ditunjang dengan fasilitas yang memadai seperti cottage, yang selalu siap menawarkan kenyamanan bagi setiap wisatawan yang datang. Untuk masuk pantai ini sangat mudah dijangkau karena daerah ini dilalui oleh transportasi umum.
Pantai binuangen
Binuangen tidak hanya dikenal sebagai obyek wisata, tetapi juga di kenal sebagai ikan terbesar di lebak selatan, ini merupakan mata pencaharian yang rutin, dan menjadi komoditas utama di lebak selatan, ikan-ikan tersebut dijual dikota bahkan ada yang di ekspor ke beberapa negara. Ditempat ini kita dapat melihat Para nelayan yang sedang menangkap ikan dan udang, terutama pada saat musim kemaraw. Selain itu, dibinuangen juga terletak obyek wisata yang bernama pantai karang karang malang . Pantai ini dihiasi oleh karang-karang indah yang menjorok ke laut. Phon-pohon kelapa yang terletak di pantai ini menambah sejuknya suasana pantai, dan dari sini kita bisa melihat indahnya pulau tinjil.
Pujau manuk
Pulau manuk merupakan salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, pulau ini terletak di kecamatan bayah, sekitar 127 km dari rangkasbitung, pulau ini memiliki panorama alam yang alami dimana disana kita bisa melihat hamparan laut biru yang terbentang luas, pulau ini di kelilingi oleh perbukitan. Ini adalah tempat yang tenang dan nyaman untuk melakukan aktifitas wisata.
Pantai ciantir sawarna
Pantai ciantir sawarna merupakan salah satu daerah tujuan wisata di lebak selatan, tempat ini merupakan tempat yang sejuk dan nyaman untuk di kunjungi bagi anda yang suka rekreasi dapat mngunjungi pantai ciantir sawarna untuk menyalurkan hobinya. Suasana pantai ini sangat aman dan cocok bagi wisatawan yang gemar berolahraga air.
Arung jeram
Bagi yang gemar beraktifitas air, kita bisa menemukan tempatnya di kabupaten lebak, salah satunya adalah lebak gedong. Disini wisatawan dapat melakukan pertualangan di alam terbuka, dimana wisatawana dapat berpetulang di aliran sungai ciberang. Air sungai yang deras memberikan tantangan tersendiri serta dapat menyalurkan kepuasan jiwa dan memacu andrenalin para petualang, misalnya dengan berolahraga arung jeram
Motto Pariwisata
Kenalilah Negerimu, Cintailah Negerimu
Visi
Kabupaten lebak menjadi daerah kondusif untuk berinvestasi yang berorientasi pada pembangunan pedesaan
Misi :
- Meningkatkan akses, mutu dan manajemen pendidikan
- Mewujudkan percepatan dan pembangunan infrastruktur daerah khususnya infrastruktur pedesaan
- Mendekatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan menuju peningkatan derajat kesejahteraan warga masyarakat kabupaten lebak.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pembangunan potensi ekonomi global
- Mengoptimalkan upaya peningkatan kapasitas aparatur menuju tata pemerintahan pro rakyat yang agama dan berbudaya.
Obyek Daerah Tujuan Wisata
Diposting oleh
Sopyan Tsauri
Obyek Wisata Tujuan Wisata
Wisata Budaya Suku Baduy
Ethnic Cultural Tourism Baduy
Suku Baduy
Suku Baduy merupakan salah satu daerah tujuan wisata di kabupaten lebak yang kaya akan keindahan alam dan seni budayanya, hal ini dapat dilihat dari keaslian panorama alamnya. Suku baduy tebagi dalam dua bagian, yaitu Baduy dalam dan Baduy luar, mereka adalah suku yang unik, mereka tidak mau mengenal moderenisasi, karena tidak ada kesengajaan sosial, tidak ada miskin dan kaya semua sama. Untuk menuju kesana kita bisa menggukan kendaraan, dan membutuhkan waktu kurang lebih 1.5 jam dari Rangkasbitung.
Wisata Air Panas Alam Tirta Lebak Buana
Pemandian Air Panas Cipanas Lebak Tirta Buana
Obyek wisata air Cipanas berlokasi di des cipanas kabupaten lebak, sekitar 32 km dari rangkasbitung dengan situasi yang strategis. Pemandian ini merupakan salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi dengan lokasi yang mudah dijangkau. Pemandian ini mengandung belerang yang relative tinggi sehingga sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit, dan menurut kepercayaan masyarakat setempat jika kita mandi di pemandian ini dapat membuat awet muda
Wisata Budaya Seren Taun di Cisungsang
Kabupaten lebak sangat kaya dengan budaya dan seni tradisionalnya, salah satunya adalah cisungsang. Di cisungsang terdapat beberapa seni tradisional dan budaya yang unik untuk dilihat. Antara lain :
Upacara Adat Seren Taun di Cisungsang
Upacara adat seren taun di cisungsang kecamatan cibeber. Dan dipertunjukan setiap bulan juli. Ini merupakan bentuk rasa syukur atas karunia yang di berikan sang pencipta. Biasanya dilakukan oleh penduduk setempat dengan melakukan upacara Persembahan.
Seni tradisional dog-dog lojor di cisungsang
Dog-dog lojor merupakan seni tradisional khas cisungsang-kabupaten lebak. Seni tradisional ini digunakan untuk menyambut tamu kehormatan, biasanya dimainkan oleh enam orang atau tujuh orang dalam setiap pertunjukannya.
Lesung
Lesung merupakan alat pertanian tradisional yang merupakan masyarakat cisungsang masa lampau untuk manumbuk padi, Kopi dan tepung. Alat ini terdiri dari 8 alu (antan), dimana di gerakan oleh delapan orang secara bersama-sama.
Pesta Laut
Pesta laut di binuangen dirayakan setiap tahun, ini adalah pesta para nelayan dalam upaya syukuran atas kesejahteraan yang mereka dapatkan. Biasanya mereka mempertunjukannya dengan dilengkapi iringan musik sehingga menambah suasana menjadi meriah dan gembira ria.
Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan
Batu-batu megalih peninggalan purbakala di kabupaten lebak memiliki nilai sejarah kepurbakalaan yang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari situs-situs peninggalan sejarah tersebut, antara lain : Situs Kosala, Situs Sibedug, Fosil Batu.
Fosil
Fosil merupakan salah satu komoditas ekspor kerajinan di kabupaten lebak, yang sekarang ini sedang di kembangkan oleh masyarakat di desa mekarsari, kecamatan sajira, kabupaten lebak.
Saija Adinda
Pada tahun 2007, diselenggarakan pemilihan saija adinda sebagai duta wisata dan pembangunan kebupaten lebak yang kemudian dikirim pemilihan kang nong di tingkat provinsi banten.
Wisata Bahari Pantai Selatan
Pantai Karang Taraje
Karang taraje merupakan salah satu objek wisata yang manarik untuk dikunjungi. Pantai ini dikelilingi oleh perbukitan dan merupakan tempat yang nyaman bagi yang gemar rekreasi. Karang taraje terletak di kecamatan bayah, sekitar 38 km dari malingping, 237 km dari rangkasbitung. Setiap akhir pekan, pantai ini selalu dikunjungi oleh wisatawan, tidak hanya wisatawan lokal tetapi juga wisatawan yang datang dari luar daerah, tempat beristirahat yang sejuk akan memberikan kesegaran, oleh karena itu tempat inilah yang pantas untuk dijadikan tempat rekreasi yang indah, dan fasilitas yang tersedia di areal pantai ini adalah cottage
Pantai Bagedur
Pantai bagedur merupakan salah satu daerah tujuan wisata di kabupaten lebak, pantai merupakan salah satu obyek wisata yang menarik untuk di kunjungi. Pantai bagedur terletak di desa sukamanah, kecamatan malingping, sekitar 104 km dari rangkasbitung. Keadaan laut disini tenang dan tidak berbatu-batu dan airnya bersih. Ditunjang dengan fasilitas yang memadai seperti cottage, yang selalu siap menawarkan kenyamanan bagi setiap wisatawan yang datang. Untuk masuk pantai ini sangat mudah dijangkau karena daerah ini dilalui oleh transportasi umum.
Pantai binuangen
Binuangen tidak hanya dikenal sebagai obyek wisata, tetapi juga di kenal sebagai ikan terbesar di lebak selatan, ini merupakan mata pencaharian yang rutin, dan menjadi komoditas utama di lebak selatan, ikan-ikan tersebut dijual dikota bahkan ada yang di ekspor ke beberapa negara. Ditempat ini kita dapat melihat Para nelayan yang sedang menangkap ikan dan udang, terutama pada saat musim kemaraw. Selain itu, dibinuangen juga terletak obyek wisata yang bernama pantai karang karang malang . Pantai ini dihiasi oleh karang-karang indah yang menjorok ke laut. Phon-pohon kelapa yang terletak di pantai ini menambah sejuknya suasana pantai, dan dari sini kita bisa melihat indahnya pulau tinjil.
Pujau manuk
Pulau manuk merupakan salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, pulau ini terletak di kecamatan bayah, sekitar 127 km dari rangkasbitung, pulau ini memiliki panorama alam yang alami dimana disana kita bisa melihat hamparan laut biru yang terbentang luas, pulau ini di kelilingi oleh perbukitan. Ini adalah tempat yang tenang dan nyaman untuk melakukan aktifitas wisata.
Pantai ciantir sawarna
Pantai ciantir sawarna merupakan salah satu daerah tujuan wisata di lebak selatan, tempat ini merupakan tempat yang sejuk dan nyaman untuk di kunjungi bagi anda yang suka rekreasi dapat mngunjungi pantai ciantir sawarna untuk menyalurkan hobinya. Suasana pantai ini sangat aman dan cocok bagi wisatawan yang gemar berolahraga air.
Arung jeram
Bagi yang gemar beraktifitas air, kita bisa menemukan tempatnya di kabupaten lebak, salah satunya adalah lebak gedong. Disini wisatawan dapat melakukan pertualangan di alam terbuka, dimana wisatawana dapat berpetulang di aliran sungai ciberang. Air sungai yang deras memberikan tantangan tersendiri serta dapat menyalurkan kepuasan jiwa dan memacu andrenalin para petualang, misalnya dengan berolahraga arung jeram
Motto Pariwisata
Kenalilah Negerimu, Cintailah Negerimu
Visi
Kabupaten lebak menjadi daerah kondusif untuk berinvestasi yang berorientasi pada pembangunan pedesaan
Misi :
- Meningkatkan akses, mutu dan manajemen pendidikan
- Mewujudkan percepatan dan pembangunan infrastruktur daerah khususnya infrastruktur pedesaan
- Mendekatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan menuju peningkatan derajat kesejahteraan warga masyarakat kabupaten lebak.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pembangunan potensi ekonomi global
- Mengoptimalkan upaya peningkatan kapasitas aparatur menuju tata pemerintahan pro rakyat yang agama dan berbudaya.