10 Langkah Menyusun Business Plan

Jika disederhanakan, rencana bisnis adalah sebuah rencana kerja untuk sebuah bisnis misalnya, mengalokasikan sumber daya, fokus pada poin-poin penting, dan mempersiapkan bisnis untuk masalah-masalah dan peluang pasar. Sayangnya, banyak orang hanya memikirkan rencana bisnis dan tidak betul-betul merencanakan dengan baik. Bagaimana merencanakan bisnis dengan baik?

Apa rencana awal kita? Rencana awal sederhana mencakup ringkasan, pernyataan misi, kunci sukses, analisis pasar, dan analisis keseimbangan dana dll. Ini adalah rencana bisnis paling sederhana.Apakah ada standar rencana bisnis? Sebuah rencana bisnis yang standar (yang mengikuti nasihat dari para ahli bisnis) mencakup seperangkat elemen standar, seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Rencana format dan uraian bervariasi, tetapi umumnya sebuah rencana akan mencakup komponen seperti deskripsi perusahaan, produk atau layanan, sasaran pasar, prakiraan, tim manajemen, dan analisis keuangan.

Rencana Anda akan tergantung pada situasi khusus. Sebagai contoh, deskripsi dari tim manajemen adalah sangat penting bagi investor sementara sejarah keuangan yang paling penting bagi bank.
10 langkah menyusun bisnis plan ini mungkin baik untuk anda pertimbangkan untuk membantu Anda menyelesaikan rencana bisnis yang luar biasa.

1. Tentukan mengapa Anda menulis rencana bisnis tersebut. 
Apakah karena Anda ingin mengumpulkan uang? Memperjelas masa depan Anda? Meluncurkan usaha baru? Mencari mitra strategis? Perencanaan untuk menghancurkan pesaing Anda? Apa pun alasannya sangat penting untuk mendapatkan komitmen terhadap proses penulisan rencana bisnis. Persiapkan untuk diri Anda sendiri sebuah paragraf pendek yang menjelaskan “mengapa Anda menulis rencana bisnis dan mengapa hal itu akan menjadi besar.”

2. Tentukan gambaran intinya. 
Sebelum melakukan penelitian dan mencari informasi informasi, perhatikan rencana bisnis Anda melalui berbagai sudut pandang untung ruginya untuk mendapatkan gambaran yang pasti. Kunjungi perpustakaan atau toko buku lokal dan cari beberapa buku rencana bisnis. Dengan wawasan yang luas, menyiapkan garis besar yang termasuk bagian utama dan subbagian yang Anda percaya akan muncul dalam rencana bisnis Anda.

3. Cari semua informasi yang terkait dari berbagai sumber. 
Anda harus menggali informasi yang sudah tersedia untuk Anda. Anda akan semakin mantap dengan apa yang Anda temukan dan langkah ini akan membawa Anda maju. Pertimbangkan alat pemasaran Anda, press release, artikel terkait, jurnal industri, sejarah keuangan, situs web yang penting dan catatan atau ide-ide Anda yang telah terakumulasi dari waktu ke waktu. Jangan menilai kualitas informasi ini – hanya mengumpulkan sesuatu yang biasa saja. Pada titik ini kuantitas dan kualita informasi adalah kuncinya.

4. Cukup ketik! 
Mulailah mengetik pikiran, gagasan, kata, pertanyaan dan setiap bagian dari garis besar rencana bisnis Anda. Buat layout kasar di atas kertas dan gambarkan ide Anda. Jangan terlalu terpaku tentang kalimat lengkap atau tata bahasa yang harus baik, itu hanya pelengkap saja. Menuliskan ide menuntut pertimbangan lebih lanjut, bagian yang menyajikan sebuah tantangan dan topik-topik spesifik memerlukan masukan dari orang lain. Upayakan untuk menempatkan pikiran di bagian paling sesuai rencana bisnis Anda dan mengatur ulang kerangka kerangkanya jika akan lebih logis menurut Anda.

5. Siapkan draf rencana bisnis Anda.
Sekarang saatnya untuk membuat garis besar, informasi yang berguna dan punya ide-ide brainstorming Anda dan membentuknya menjadi konsep kasar yang bisa digunakan. Menyusun seluruh bagian outline rencana, bagian demi bagian dan mulai menulis kalimat dan paragraf lengkap. Ketika Anda sudah selesai, cetaklah draftnya dan baca beberapa kali, melakukan revisi ringan jika dianggap perlu. Ketika Anda telah menyelesaikan langkah ini, Anda sudah benar-benar membuat kemajuan perencanaan bisnis.

6. Lakukan Research. 
Sekarang waktunya untuk untuk mengumpulkan informasi dan penelitian untuk mendukung pernyataan yang Anda buat dalam rencana Anda. Singkatnya, berbicara dengan siapa pun dan semua orang manapun yang mungkin dapat membantu Anda mengumpulkan informasi untuk rencana bisnis Anda adalah hal yang bijaksana.

7. Mulai berpikir tentang angka-angka. 
Dianjurkan untuk mulai mengembangkan format laporan keuangan pada saat ini. Jika Anda mempersiapkan laporan keuangan Anda pada tahap ini, Anda memiliki kesempatan yang lebih baik yang mendukung ide dalam rencana bisnis Anda. Sebagai contoh, jika Anda menyebutkan media pemasaran yang spesifik di bagian pemasaran Anda, Anda harus menyertakan biaya yang sesuai di suatu tempat dalam keuangan Anda.

8. Menulis rancangan akhir dan menetapkan biaya.
Kadang-kadang finishing adalah bagian paling sulit menyelesaikan proyek-proyek besar seperti rencana bisnis. Tapi jika Anda mengikuti langkah-langkah yang mengarah ke hal ini, kesuksesan tidak akan jauh dari rencana Anda. Hindari kesalahan karena pada tahap ini sangat penting untuk memeriksa, double-cek hal-hal yang mungkin keliru.

9. Menetapkan tenggang waktu.
Untuk memastikan bahwa Anda menyelesaikan rencana Anda, tetapkan tenggang waktu untuk diri Anda sendiri dan itu tidak bisa diabaikan. Tentukan berapa lama Anda harus bekerja membuat rencana bisnis tersebut. Kami menyarankan memanggil beberapa orang yang Anda hormati untuk menanyakan apakah mereka akan bersedia untuk membaca rencana Anda dan menawarkan saran-saran. Tetapi jika anda mendatangi seseorang yang Anda tidak terlalu dekat tetapi mungkin kenalan profesional bukan ide yang baik. Ini akan lebih sulit dan Anda mungkin akan mendengar jawaban “terlihat bagus bagi saya” – pada dasarnya membuang-buang waktu bagi Anda.

10. Finishing. 
Terakhir, siapkan satu halaman ringkasan yang merangkum benang merah dari keseluruhan rencana bisnis Anda. Cetak rencana tersebut dan ambil waktu yang tenang dan renungkan sekali lagi. Selamat – Anda harus bangga sudah memiliki rencana bisnis yang sangat baik. Setelah semua selesai, saatnya untuk bertindak.

sumber : http://q-bonk.com/10-langkah-menyusun-business-plan/

Puisi Cahaya Bulan

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap

Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan pelan di Lembah Kasih
Lembah Mandalawangi

Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap
Kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat

Apakah kau masih akan berkata
Kudengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta...

Tauhid

Tauhid (bahasa Arab: توحيد) merupakan konsep monoteisme Islam yang mempercayai bahawa Tuhan itu hanya satu. Tauhid ialah asas Aqidah. Dalam bahasa Arab, "Tauhid" bermaksud "penyatuan", sedangkan dalam Islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan penyatuan dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada membuat", dan dalam bahasa Arab bermaksud "pembahagian" dan merujuk kepada "penyembahan berhala".
Tauhid menurut bahasa ertinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu Ada lagi Esa. Menurut istilah, tauhid ialah satu ilmu yang membentangkan tentang wujudullah (adanya Allah) dengan sifat-Nya yang wajib, mustahil dan jaiz (harus), dan membuktikan kerasulan para rasul-Nya dengan sifat-sifat mereka yang wajib, mustahil dan jaiz, serta membahas segala hujah terhadap keimanan yang berhubung dengan perkara-perkara sam’iyat, iaitu perkara yang diambil dari Al-Quran dan Hadis dengan yakin.
Sebahagian ulama mentakrifkan ilmu tauhid sebagai berikut:
"Ilmu tauhid ilmu yang menerangkan hukum-hukum syarak dalam bidang i’tiqad yang diperoleh dari dalil-dalil yang qat’i (pasti) yang berdasarkan ketetapan akal, Al-Quran dan Hadis."
Persoalan ‘Apa itu tauhid?’ seringkali dijawab dengan ayat-ayat yang bermaksud bahawa puncak kenyataan tauhid adalah ucapan kalimah syahadah, dan sering juga berlaku apabila jawapan itu diungkap tanpa sedikit pun mengetahui makna ucapan itu. Jika yang ditanya mempunyai lebih pengetahuan, maka padanya, Tuhan itu ialah yang menciptakan sendiri kerajaan-Nya, dan jawapan yang diberi akan berkait rapat dengan tauhid rububiyah sahaja.
Kalimah ‘laa ilaha illallah’ bermaksud tidak ada Tuhan selain Allah. Kalimah ini menunjukkan bahawa manusia tidak ada tempat bersandar, berlindung dan berharap kecuali Allah. Tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tiada yang memberi dan menolak melainkan Allah. Zahirnya syariat menyuruh kita berusaha beramal, sedang hakikatnya syariat melarang kita menyandarkan diri pada amal usaha itu supaya tetap bersandar pada kurnia Allah. Konsep ini melahirkan konsep tawakkal, dimana selepas kita berusaha, tetap kita perlu kepada Allah.
Tauhid bukanlah sekadar ucapan ‘laa ilaha illallah’, walaupun ucapan tersebut merupakan sebahagian daripadanya. Tetapi tauhid itu adalah nama untuk pengertian yang agung dan ucapan yang mempunyai erti yang besar, lebih besar dari semua pengertian. Tauhid ialah pembebasan terhadap penyembahan kepada semua yang bukan kepada Allah dan penerimaan dengan hati serta pengibadahan kepada Allah semata.
Allah berfirman 
“Sedangkan Tuhan kamu ialah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (QS 2:163)
Dan Allah berfirman lagi 
“Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku kepada neraka? Kenapa kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan menyekutukan-Nya dengan apa yang tidak aku ketahui, padahal aku menyeru kamu beriman kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?” (QS 40:41-42)
Ayat-ayat begini banyak dalam Al-Quran dan menerangkan bahawa erti dua kalimah syahadah adalah bebas dari penyembahan kepada selain Allah, dan mengkhususkan Allah sahaja untuk penyembahan itu. Inilah petunjuk dalam beragama dan untuk perkara inilah Allah mengutus para rasul-Nya dan untuk perkara inilah juga Allah menurunkan semua kitab-Nya.
Orang-orang musyrik sebenarnya percaya dengan kewujudan Allah, dan mereka mencari perantara untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah lalu diharapkan kepada rahmat-Nya dan takut akan siksa-Nya. Ibn Abbas berpendapat bahawa yang mereka seru dengan doa ialah Isa, Maryam dan Uzair. Athaa’ dan ad-Dhahhaq pula berpendapat mereka menyeru pada para malaikat.
Yang dibenarkan dalam Islam bukanlah berdoa kepada malaikat atau nabi atau perantara lainnya. Islam menuntut kita agar hanya rasa takut dan berharap kepada Allah kerana itu hak Allah kepada hambanya. Suatu kisah terjadi dizaman Rasulullah s.a.w, dimana seorang pencuri telah dipotong tangannya, lalu dia berkata kepada Nabi, “Allahumma Ya Allah! Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dan aku tidak bertaubat kepada Muhammad.” Nabi s.a.w langsung bersabda, “Dia mengetahui yang hak bagi yang berhak.” Perkara ini menunjukkan bahawa yang patut ditakuti, digeruni, diharapkan dan dipanjatkan doa ialah Allah, dan Allah semata.
Demikianlah para ahli tafsir, dengan bukti-bukti seperti di atas, menyatakan:
"Maka teranglah bahawa erti tauhid dan syahadat laa ilaha illallah ialah meninggalkan perbuatan orang-orang musyrik, iaitu berdoa kepada orang-orang saleh, atau malaikat atau jin dalam meminta pertolongan Allah untuk menghilangkan bahaya atau mendapatkan rahmat."
Orang Islam mempercayai bahawa Allah tidak boleh disamakan dengan makhluk atau konsep yang lain. Monoteisme Islam adalah mutlak, bukannya relatif atau majmuk dalam semua erti kata perkataan ini. Oleh itu, orang Islam menolak konsep Triniti yang dipegang oleh kebanyakan orang Kristian yang memerihalkan Tuhan sebagai tiga makhluk.

Tauhid Rububiyah

Makna Tauhid Rububiyah

Rububiyah berasal dari perkataan rabb. Kalimah ini mempunyai beberapa pengertian seperti pemimpin, pemilik, penguasa dan pemelihara. Namun pengertian rububiyah tidak mencakupi semua yang di atas, dan sifat yang sempurna hanyalah milik Allah s.w.t. Rububiyah ialah tuhan yang mengatur segala sesuatu. Maka tauhid rububiyah berkisar mengenai cara-cara seorang hamba mengesakan Allah sebagai tuhan yang satu dalam konteks Tuhan yang menguruskan keperluan-keperluannya.
Tauhid Rububiyah bermaksud Allah ialah Tuhan pengatur segala sesuatu, Dia pemiliknya, Dia pencipta aturannya dan pemberi rezekinya. Sesungguhnya Dia yang menghidupkan, yang mematikan, yang memberi manfaat, yang mendatangkan hukum mudarat dan Dia menerima doa terutama dalam kesukaran. Semua perkara adalah bagi-Nya, ditangan-Nya terletak seluruh kebaikan, Dia berkuasa atas apa sahaja yang Dia kehendaki dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal ini, termasuklah qada’ dan qadar seseorang. Semua hamba-Nya berhajat kepada Allah sahaja.
Allah berfirman 
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS 35:15)
Namun tauhid ini sahaja tidak cukup untuk menjamin seseorang hamba bahawa dia ialah seorang Muslim, tetapi perlu disusuli dengan tauhid uluhiyah iaitu mengesakan Allah dalam ketuhanan-Nya, kerana orang musyrik juga mempercayai Allah dalam tauhid rububiyah, namun tidak mengabdikan diri kepada-Nya.
Allah berfirman 
“Tanyakanlah: siapakah yang memberi rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Atau siapakah yang berkuasa sanggup menciptakan pendengaran dan penglihatan? Siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah. Maka katakanlah: Mengapa kamu tidak bertakwa?” (QS 10:31)
Dan firman Allah 
“Dan sesungguhnya jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan mereka? Nescaya mereka menjawab: Allah” (QS 43:87)
Allah berfirman lagi 
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menurunkan air dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya? Tentu mereka akan menjawab: Allah” (QS 29:63)
Ketiga-tiga ayat diatas merupakan antara ayat-ayat yang menunjukkan bahawa orang musyrik mengakui kewujudan Allah, namun menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain.

Bukti-bukti Tauhid Rububiyah

Bukti-bukti kewujudan Allah amat banyak. Dia adalah Tuhan yang sebenarnya, tiada yang menyerupai-Nya baik pada zat, sifat mahupun perbuatan. Tiada yang terlepas dari kekuasaan Allah baik dari sekecil-kecil sampai sebesar-besarnya, dan semuanya tunduk mengakui Allah sebagai Tuhannya. Kerana itu, Dialah Tuhan yang sebenarnya bagi alam semesta. Akal manusia pasti tidak dapat menerima bahawa alam semesta ini terjadi dengan sendirinya, dan teratur pula, jika tiada pencipta dan pengaturnya. Mana mungkin sebuah rumah boleh siap hanya dengan air hujan melekukkan gunung hingga terjadi rumah yang siap cantik dengan bilik-biliknya. Jika perkara begini tidak dapat diterima akal, masakan alam yang luas ini dapat terjadi dengan sendiri, lalu mengatur semua hidupan-hidupannya.
Kerana itu nyatalah bahawa Allah itu Tuhan yang sebenarnya, dialah yang menciptakan segala sesuatu. Bukti tentang adanya penciptaan nyata jelas sehingga setiap orang dapat menemuinya dengan akalnya yang sederhana tanpa perlu panjang fikirnya. Lagipun, sudah menjadi sifat semula jadi manusia untuk percaya kepada adanya pencipta, baik mereka itu beriman ataupun tidak.
Allah s.w.t berfirman 
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Nescaya mereka akan menjawab semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS 43:9)

Kafir dan Musyrik dan Tauhid Rububiyah

Sebenarnya orang-orang kafir dan musyrik pada umumnya percaya bahawa Allah memang sebagaimana yang diungkap ayat-ayat Quran diatas, namun dengan mempercayai sahaja belum cukup untuk menjamin mereka sebagai orang Islam.
Allah berfirman:
“Dan sebahagian besar mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan menyekutukan-Nya.” (QS 12:106)
Mujahid menyatakan ayat ini menceritakan tentang iman mereka kepada Allah hanyalah ucapan di lidah sahaja: sesungguhnya Allah menciptakan kami, memberi rezeki kepada kami dan mematikan kami. Namun mereka tetap menyekutukan Allah dalam ibadah mereka. Diriwayatkan dari ibn Jarir, ibn Abi Hasim dan dari ibn Abbas, Athaa’ dan Dhahhak, amat jelas bahawa orang kafir itu mengetahui Allah, pengaturan-Nya, kerajaan-Nya dan kekuasaan-Nya. Malahan mereka beribadat pula kepada-Nya seperti ibadah haji, sedekah, korban dan doa diwaktu kesukaran dan sebagainya. Ada yang mendakwa perbuatan mereka berdasarkan agama Nabi Ibrahim, dan ada juga yang percaya dengan hisab, qada’ dan qadar. Dua keratan puisi Arab dibawah merupakan bukti kepercayaan mereka.
"Dia mengakhirkan dan berkehendak diletakkan di dalam kitab. Atau dia segera akan merasakan siksa pada hari berhisab"
"Hai Abla ke mana anugerah yang sirna
Tuhanku di langit menetapkan qadha"

Seorang yang waras dan sihat akalnya pasti tertanya apa yang mendorong mereka menulis syair-syair sebegini rupa, dan dari mana mereka memperoleh pengetahuan mengenai hisab dan sebagainya. Pertanyaan ini mudah dijawab: mereka syirik dalam tauhid ibadah dan mereka melanggar peng-Esaan Allah dalam beribadah.

Syirik dalam Tauhid Rububiyah

Syirik dalam rububiyah ini adalah mempersekutukan Allah dalam pengaturan-Nya terhadap seluruh makhluk. Terdapat dua jenis syirik rububiyah:
1. Syirik ta’thil Syirik ta’thil adalah syirik yang menidakkan Allah sebagai Rabbul Alamin. Syirik ini adalah sejelik-jelik syirik, seperti syiriknya Firaun, kerana Firaun berkata :
"Apa Tuhan pemelihara segenap alam itu?" (QS 26:23)
Ahli falsafah pula menjadi syirik apabila mereka berpendapat seperti yang berikut:
"Alam itu adalah kekal dan qadim, dan bukanlah alam itu berasal dari ketiadaan. Alam tidak akan berkurang atau hilang lenyap. Kejadian yang baru pula adalah bersebab dan dapat dicari sebab itu, kerana asal sebab itu adalah akal fikiran dan jiwa."
Begitu juga dengan orang-orang yang menganut atheisme (tidak bertuhan), pantheisme (tuhan dan makhluk ciptaannya sama) dan politeisme (menyembah banyak tuhan).
2. Syirik bahawa berserta Allah ada tuhan lain Syirik ini percaya bahawa disamping adanya Allah ada lagi tuhan yang lain. Inilah ajaran yang dipegang orang-orang Kristian, Hindu dan Majusi. Kristian menjadi orang musyrik kerana percaya dengan trinity atau tiga tuhan. Penganut Hindu pula bertuhankan dengan tuhan Trimurti, juga dengan tiga tuhan. Orang Majusi pula yakin bahawa yang baik itu datang dari cahaya (terang) manakala perkara buruk dikaitkan dengan kegelapan, sedangkan segala yang baik mahupun yang buruk datang dari Allah jua.

Tauhid Uluhiyah

Makna Tauhid Uluhiyah

Jika rububiyah berasal dari perkataan rabb yang bermaksud Tuhan yang mengatur alam dan segala isi-isinya, uluhiyah pula berasal dari perkataan ilah yang bermaksud Tuhan yang patut disembah. Maka dari itu terbitlah pengertian bahawa tauhid uluhiyah ialah mengesakan Allah sebagai tuhan yang satu dalam konteks ikhlas beribadah kepada-Nya.
Tauhid Uluhiyah adalah peng-Esaan Allah dalam ketuhanan. Ketauhidan ini dibina atas dasar ikhlas kerana Allah semata-mata, bersama rasa cinta, takut, mengharap, tawakal, gemar dan hormat secara menyeluruh hanya kepada Allah. Tauhid uluhiyah itu mengesakan Allah dalam ketuhanan, kerana dasar aqidahnya dibangun atas keikhlasan bertuhan. Dan dalam mendapatkan keikhlasan itu perlu pula kepada cinta yang amat sangat kepada Rabbul Izzah Allah Maha Esa.
Allah berfirman 
“Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan” (QS 1:4)
Dan Allah berfirman 
“Jika mereka berpaling dari keimanan maka katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal, sedang Dia adalah Tuhan pemilik Arasy yang agung” (QS 9:129)
Sampai kepada firman Allah 
“Dan bertawakallah kepada Allah yang hidup kekal yang tiada mati dan bertasbihlah memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-Nya” (QS 25:58)
Tauhid uluhiyah juga dipanggil tauhid ubudiyah kerana ubudiyah berasal dari perkataan abd yang bermaksud hamba. Oleh kerana ilah bermaksud tuhan yang patut disembah, maka yang paling sesuai menyembah-Nya pastilah hamba-Nya sendiri. Tauhid ini juga digelar tauhid iradah atau tauhid kehendak, kerana setiap hamba itu berkehendak kepada beribadah terhadap tuhan. Sifat ‘berkehendak kepada tuhan’ ini merupakan sifat yang memang semula jadi wujud dalam diri manusia, dan Maha Bijaksana Allah apabila Dia menurunkan nabi-nabi dan rasul-rasul untuk menunjukkan manusia cara yang betul untuk beribadah. Pendek kata, tauhid ini dibina atas rasa ikhlas beramal semata-mata kerana Allah.
Allah berfirman 
“...maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya” (QS 39:2)
Dan Allah berfirman 
“...katakanlah:Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah. Jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, adakah mampu berhala-berhala kamu menghilangkan mudarat itu? Atau jika Allah mahu menurunkan rahmat-Nya kepadaku, adakah dapat berhala kamu menahan turunnya rahmat-Nya?...” (QS 39:38)
Sampai kepada firman-Nya 
“Katakanlah: Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah hai orang-orang yang tidak berpengetahuan? Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepada kamu dan kepada nabi-nabi sebelum kamu, jika kamu menyekutukan Allah, nescaya hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk golongan yang merugi. Kerana itu maka hendaklah Allah sahaja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS 39:64-66). 

Tauhid Uluhiyah adalah ajakan para Rasul

Tauhid adalah awal dan akhirnya agama serta batin dan lahirnya agama manakala tauhid uluhiyah ini pula awal ajakan semua rasul termasuk Rasulullah s.a.w dan akhir ajakan mereka juga, kerana mereka mahukan semua umatnya beribadah kepada Allah.
Allah berfirman 
“Dan Kami tidak mengutuskan seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan telah Kami wahyukan kepadanya bahawasanya tidak ada Tuhan melainkan Allah, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku” (QS 21:25)
Allah berfirman lagi 
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Maka ia berkata: Hai kaumku! Sembahlah kamu akan Allah (kerana) sekali-kali tdak ada Tuhan bagimu selain Dia. Mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya?” (QS 23:23)
Dan Allah berfirman 
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Ad saudara mereka Hud. Ia berkata: Hai kaumku sembahlah Allah sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Mengapa kamu tidak bertakwa kepadanya?” (QS 7:65)
Sesungguhnya Al-Quran banyak menyebut tentang tauhid ini. Adakalanya ajakan itu untuk menyembah Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan mengajak meninggalkan segala penyembahan selain kepada-Nya. Atau adakalanya ayat itu memerintahkan beribadah sesuai dengan kemampuan tetapi tidak pula melarang keringanan dalam beribadah itu. Jelas terlihat disini konsep tauhid yang terlibat. Yang pertama berkisar tauhid uluhiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam ketuhanan manakala yang kedua berkisar tauhid ubudiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam pengibadahan.

Manusia sombong dan Tauhid Uluhiyah

Rasul adalah seorang lelaki baik-baik yang diutus Allah untuk mengajak dirinya dan umatnya menyembah Allah melalui wahyu yang disampaikan Jibril. Sejak dari zaman Adam a.s sehingga Muhammad s.a.w, banyak rasul telah diutuskan. Dalam satu riwayat, dikatakan bilangan rasul mencapai 313 orang. Namun, sehingga hari ini, tetap ada orang-orang yang membuat kerosakan di muka bumi ini. Apakah seruan para rasul dari dulu sehingga kini tidak membuahkan apa-apa hasil ?
Sebenarnya, keingkaran manusia kepada adanya Pencipta hanya kerana kesombongan dan ketakburan, bukan bererti fitrah manusia menolak adanya Pencipta. Kerana itu apabila telah hilang penutup dan selaput yang menutupi fitrah ini, dan sifat sombong dan takbur telah terkikis, maka tanpa disedari manusia pada satu masa terpaksa menyerah diri kepada Allah dan meminta tolong kepada-Nya.
Manusia yang melupakan tuhannya atau belum pernah terlintas dalam ingatannya pada Tuhannya, pada suatu saat dia pasti, sama ada secara paksa atau rela hati, mengakui adanya Yang Maha Kuasa, yang kekuasaan-Nya mengatasi kekuasaannya sendiri sehingga dia terpaksa menyerah diri kepada Tuhannya. Pemikiran seorang yang sedang terlantar sakit terkujur di tempat pembaringan, seorang doktor dalam bilik operasinya sedang menjalankan pembedahan, ataupun penumpang kapal terbang yang tahu kenderaannya dalam bahaya hanya tertuju kepada Tuhan, meminta tolong dan diselamatkan. Kepada Tuhan mereka menghadapkan diri dan menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan.
Allah berfirman 
“Apabila mereka dilambung ombak yang besar seperti gunung mereka menyeru Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Tetapi tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai didaratan, maka sebahagian mereka sahaja yang tetap menempuh jalan yang lurus ” (QS 31 :32)

Tauhid Rububiyah Melahirkan Tauhid Uluhiyah

Tauhid rububiyah adalah merupakan keyakinan yang bulat dalam bentuk pengakuan bahawa Allah adalah sumber penciptaan. Dari keyakinan demikian lahirlah tauhid uluhiyah dalam bentuk pengakuan bahawa yang wajib disembah hanyalah Allah, kerana Allah sumber penciptaan, dan ciptaan perlu patuh pada penciptanya. Tidak ada sesuatu yang lain yang berhak disembah melainkan Allah. Malahan ayat-ayat yang mengingatkan kaum musyrikin tentang tauhid uluhiyah juga mencakupi peringatan tentang tauhid rububiyah dan sebaliknya.
Allah berfirman 
“Apakah mereka menyekutukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.” (QS 7:191)
Dan Allah berfirman lagi 
“Apakah Allah yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apa-apa? Mengapa kamu tidak mengambil pengajaran?” (QS 16:17)
Sampai kepada firman-Nya 
“Hai manusia! Telah dibuat perumpamaan, maka dengarlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain dari Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan walau seekor lalat sekalipun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat-lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah dapat mereka merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemahlah pula yang disembah.” (QS 22:73)
Dalam ayat ketiga, amat jelas kaitan antara tauhid rububiyah (Allah sebagai satu-satunya Pencipta) dan tauhid uluhiyah (Allah sebagai satu-satunya sembahan manusia). Ayat-ayat diatas dengan jelas menerangkan kepada kaum musyrikin bahawa apa yang mereka sembah selain Allah itu lemah, tidak dapat membuat sesuatu sekalipun lalat, begitu juga kalau hatta seekor lalat menyerang persembahannya, tidak dapat berhala itu menghindarkan dirinya dari serangan lalat tadi. Kerana itu akal yang sihat tidak dapat menerima sembahan selain kepada Allah dan tidak dapat menerima yang lain dari Allah itu disamakan dengan Allah. Allah adalah Pencipta, sedang yang lainnya adalah ciptaan-Nya yang mempunyai serba-serbi sifat kekurangan.
Allah berfirman 
“Katakanlah: Kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab kepunyaan Allah. Katakanlah: Maka mengapa tidak kamu ingat? Katakanlah: Siapa yang empunya langit yang tujuh dan yang empunya Arasy yang besar? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Allah! Katakanlah: Maka mengapa kamu tidak juga bertakwa (kepada-Nya)? Katakanlah: Siapakah yang ditangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat melindngi dari(azab)-Nya jika kamu mengetahui? Mereka menjawab: Kepunyaan Allah. Katakanlah: Maka dari jalan manakah kamu ditipu? Bahkan kami sebenarnya telah membawa kebenaran kepada mereka, tetapi mereka itu sesungguhnya adalah orang-orang yang berdusta.” (QS 23:84-90)
Al-Quran menunjukkan pengakuan orang-orang musyrik yang mengatakan Allah sebagai pemilik langit dan bumi, dan Dia juga yang mengaturnya. Kerana itu, hendaknya mereka menyembah Allah dan jangan sekali-kali menyembah selain Allah.

Syirik Ketuhanan dan Syirik Ibadah

Jenis syirik ini pada syirik dalam tauhid uluhiyah dan tauhid ibadah. Al-Qurthubi mengatakan: Asal syirik yang diharamkan adalah kepercayan adanya sekutu bagi Allah dalam ketuhanan. Dan inilah syirik yang besar. Demikian itulah syirik Jahiliyah.
Dan bersamaan besar syiriknya dalam tingkatan-tingkatan syirik adalah kepercayaan adanya sekutu bagi Allah dalam perbuatan. Hal ini tergambar pada pendapat orang yang mengatakan bahawa sebenarnya yang maujud ini, apa-apa selain Allah, adalah bebas merdeka tentang kejadiannya, perbuatannya dan manfaatnya. Mereka mempercayai kewujudan Tuhan, tetapi melepaskan diri dari Tuhan. Begitulah pendapat Al-Qurthubi.
1. Syirik bahawa Allah ada tandingan Syirik ini ialah bahawa Allah itu ada tandingan (taghut, andad) lalu diserunya seperti menyeru kepada Allah dan meminta syafaat kepadanya seperti memohon kepada Allah. Orang syirik yang semacam ini mengharap kepada andad itu sebagaimana mengharap kepada Allah. Dia mencintai seperti mencintai Allah dan ditakuti bagaikan takutnya kepada Allah. Pokoknya dia memperlakukan Allah itu ada saingan yang disembahnya seperti dia menyembah allah, dan ini adalah syirik yang amat besar.
Allah berfirman 
“Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu” (QS 4:36)
Dan Allah berfirman 
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat dengan tujuan: Sembahlah Allah dan jauhilah taghut” (QS 16:36)
2. Syirik kecil (riya’) Pendapat ini diambil dari ibn Qayim dan lain-lainnya. Syirik kecil ini terjadi apabila seseorang itu beribadah tidak ikhlas kerana Allah, bahkan beramal untuk kepentingan sendiri, mencari keuntungan dunia, kedudukan atau pangkat di hadapan manusia. Maka menurut pengertiannya setiap amal dan ibadahnya perlu ada habuan. Perbuatan begini adalah syirik dan menyekutukan Allah.

Tauhid Asma Wa Sifat

Makna Tauhid Asma Wa Sifat

Asma adalah jama’ kepada kata ism. Oleh itu asma bermaksud nama-nama. Tauhid asma wa sifat (nama-nama dan sifat) adalah pengesaan Allah melalui nama-nama dan sifat-Nya.
Dengan lebih terperinci, tauhid asma wa sifat ialah beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-Nya, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul-Nya menurut apa yang sesuai bagi Allah s.w.t, tanpa ta'wil dan ta'thil(menafikan), tanpa takyif (mempersoalkan) dan tamtsil (menyerupakan). Boleh juga dikatakan bahawa tauhid ini adalah beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma ul-husna) yang sesuai dengan keagungan-Nya. Umat Islam mengenal 99 asma ul-husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.
Firman Allah 
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS 42:11)
Allah menafikan jika ada sesuatu yang menyerupai-Nya, dan Dia menetapkan bahwa Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maka Dia diberi nama dan disifati dengan nama dan sifat yang Dia berikan untuk diri-Nya dan dengan nama dan sifat yang disampaikan oleh Rasul-Nya. Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam hal ini tidak boleh dilanggar, karena tidak seorang pun yang lebih mengetahui Allah daripada Allah sendiri, dan tidak ada sesudah Allah orang yang lebih mengetahui Allah daripada Rasul-Nya.
Maka barangsiapa yang mengingkari nama-nama Allah dan semua mahupun sebahagian sifat-Nya atau menamakan Allah dan menyifati-Nya dengan nama-nama dan sifat-sifat makhluk-Nya, atau menta'wilkan dari maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah tanpa ilmu dan berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Allah berfirman lagi 
“Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?” (QS 18:15)
Tauhid asma dan sifat adalah pernyataan ikrar bahawa sesungguhnya Allah Maha Tahu keadaan segala sesuatu, Maha Kuasa, sesungguhnya Dia Maha Hidup, Dia tidak tidur dan tidak lupa. Dia Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Belas, Maha Kasih, Dia Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Memelihara dan Maha Perkasa. Maha Suci Allah daripada apa-apa yang disamakan dengan-Nya.
Tauhid ini belum cukup untuk memastikan seseorang itu menjadi seorang Muslim, bahkan mesti disertai dengan tauhid rububiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam pengaturan dan tauhid uluhiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam ketuhanan.

Tauhid Asma Wa Sifat dan Orang Kafir

Orang kafir pada umumnya mengakui tauhid asma dan sifat, walaupun memang ada yang mengingkarinya, kadang kala kerana kebodohan mereka sendiri, atau memang kerana mereka golongan yang ingkar. Mereka berdalih dengan mengatakan, “Kami tidak mengetahui Ar-Rahman selain Rahmanul Yamamah.” Tentang hal ini, telah turun satu ayat.
Allah berfirman 
“Padahal mereka kafir kepada Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah)” (QS 13:30)
Ibn Katsir menyatakan, “Pada lahirnya pengingkaran mereka sebenarnya adalah berisi penolakan dan iri, dalam kekafirannya mereka mengingkari Ar-Rahman.” Perihal pengakuan mereka akan kewujudan tauhid asma wa sifat jelas dalam syair-syair mereka.
"Apa yang dikehendaki Ar-Rahman mengikat dan mutlak"
"Perhatikan Sibiran Ar-Rahman Tuhanku adalah sumpah"
"Maka bagi Allah tiada tersembunyi apa dalam dirimu
Perkara apa pun yang tersembunyi Allah selalu tahu"

Perkara ini menunjukkan mereka mengetahui kewujudan Allah sebagai Ar-Rahman, namun mereka masih mengingkari-Nya. Jika mereka tidak menolaknya, pasti dari awal lagi orang kafir dan musyrik Makkah tidak menolak agama bawaan Nabi Muhammad s.a.w kerana agama Islam merupakan agama yang diturunkan Allah Ar-Rahman. Ayat-ayat Makkiyah penuh dengan tauhid ini, kerana ingin memperbetulkan penggunaan dan menyucikan nama-nama Allah dan semua sifat-Nya.
Allah berfirman 
“Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu menjadi satu Tuhan sahaja? Sungguh ini memang satu kejutan!” (QS 38:5)

Membongkar Mitos Politik Jawara (di Banten)

Sejarawan Taufiq Abdullah pernah menyebut Banten sebagai tanah jawara dan kyai. Tapi mungkin itu adalah tatapan versi lama. Hari ini, di Banten yang tersisa adalah tanah untuk para jawara. Lengkapnya: penguasaan tanah (secara politik dan ekonomi) oleh kuasa Jawara.

Hanya Kabupaten dan Kota Tangerang yang bebas dari kuku cengkraman sebuah dinasti politik yang bermodalkan mitos power politicera silam (manipulasi mitos, pemanfaatan psikologi ketakutan, dan jangkar ekonomi kapitalis semu). Meskipun dalam prakteknya tak benar-benar bebas. Atau jika tak setuju dengan istilah itu, dibalik saja: tak bebas-bebas benar. Masih ada epistemologi khas Jawara dalam menggarap segala urusan.

Gertak ancaman, main kayu, perang urat syaraf, dan selesai oleh upeti, betapapun adalah bagian dari nafas hidup kaum Jawara. Inilah yang membedakan sosok Jawara dengan tradisi pemanfaatan seni bela diri di berbagai belahan tempat lain di dunia. Kita mengenal Mafioso, Yakuza, Triad, Gangster, atau apapun, sebagai gerombolan bandit terorganisir. Sederetan nama berjenis kartel dan sindikasi kaum pengacau itu mungkin lebih memiliki irisan persamaan dengan tema yang kita bincangkan. Tetapi jangan sandingkan dengan (misalnya) etos Samurai, dengan disiplin bushido (jalan ksatria) yang teramat kuat.

Meski sama-sama mengusung kehandalan fisik, tetapi mereka mengenal rasa malu dan harga diri. Martabat para ksatria di jalan Samurai adalah membela yang benar. Bukan mendukung mereka yang bayar. Untuk sekedar memainkan sebutan, cocoknya begini: bila Samurai disebut The Way of Warrior, maka Jawara menganut pilihan The Way of Horror…

Bila sebegitu kaidahnya, maka Kota dan Kabupaten Tangerang sekalipun masih kena getah. Dua petak wilayah di tatar Sunda itu hanya selamat secara formal. Tidak dipimpin oleh trah Jawara.

Mari lanjutkan: per teori, riwayat Jawara sendiri adalah manipulasi mitos yang luar biasa. Mulai dari menempelkan kharisma ketokohan era lalu, merujuk pada kedigdayaan para pejuang masa silam, dan kesaktian imajiner yang hanya beredar dalam dongeng. Kalaupun kesejatian lelaku para manusia digdaya itu hadir, mungkin bukan dari sekte Jawara. Melainkan lahir karena spirit dakwah, perjuangan semesta, bela diri negeri, dan perlawanan atas penindasan.

Pembelaan paling proporsional adalah: bahwa para bandit, coro, dan bromocorah memang bisa saja eksis dalam blok perjuangan rakyat melawan, misalnya, kumpeni Belanda. Untuk itu, semua pihak boleh dibilang berjasa. Lagipula, sejumlah literatur menunjukkan hal itu. Di saat-saat darurat, oleh pergolakan dan pemberontakan, kerapkali campur baur antara kekuatan “putih” dan “hitam” tak terhindarkan. Garis pembedanya hanya terletak di aras motivasi. Sekelompok nama-nama hitam itu tentu berjibaku dengan agenda sendiri-sendiri. Terlihat kentara, misalnya, di saat suasana terkendali, gerombolan hitam itu lebih memilih menjadi centeng.

Lalu, silahkan lacak di pelbaga referensi. Rata-rata spekulatif. Tak ada klaim yang ajeg, dari manakah kelahiran dan sumbangsih melegenda dari para Jawara itu? Selain bersandar pada klaim-klaim samar. Misalnya merujuk pada tradisi para tokoh masa lalu yang memiliki ilmu kanuragan, kesaktian, dan kedigdayaan supranatural. Atau menyebut sejumlah kisah-kisah heroik dalam pelbagai aksi perjuangan melawan para penjajah. Malah, dari tatanan kebahasaan sekalipun, istilah jawara ini nyaris sumir. Ada yang menyebut dengan kasar: jawara adalah jalema wani ngarampok (bahasa Sunda, artinya orang yang berani melakukan perampokan!). Duh…

Kini lanjutkan ke frase pemanfaatan psikologi ketakutan. Betapa tidak konkret. Bahkan di desa-desa pinggiran hingga hari ini, Jawara masih menancapkan kuku. Mereka, jika tidak jadi lurah (Kepala Desa),maka minimal jadi jaro (kepala dusun). Ini dalam skema politik. Dalam lanskap sosial budaya, para jawaralah yang menikmati sepenuhnya. Tapi tidak dalam konsep sosial dan budaya yang adiluhung, melainkan pada ekses negatif (yang memang selalu terjadi di mana-mana). Atmosfir sosial budaya, misalnya dalam kehidupan sehari-hari di Banten Pedesaan, bercorak Jawara benar. Setidaknya jika itu dilacak pada ruang publik yang semarak di pelosok Banten.

Betapa ramai sabung ayam, ajang judi dadu, main kartu di pos ronda, saweran dalam panggung dangdut, dan pelbagai konflik sosial dengan kekerasan terbatas, selalu dipelopori oleh nama yang kita diskusikan ini. Tradisi-tradisi berkelas Tipiring (dalam pasal KUHP, alias Tindak Pidana Ringan) ini, sama sekali tak bisa dilawan. Karena warga seumumnya terjebak oleh ketakutan yang mereka ciptakan sendiri. Tepatnya “ketakutan” yang dipelihara turun temurun.

Mari lengkapi dengan argumen ketiga (jika yang pertama adalah manipulasi mitos, kedua psikologi ketakutan). Tak lain adalah jangkar ekonomi kapitalis semu, atau ersatz capitalism. Fenomena ini memang tidak khas Banten, malah disebut-sebut menjadi corak ekonomi kapitalis di Asia Tenggara.

Rujukannya bisa ditempelkan kepada studi dari Yoshihara Kunio, yang menyebut betapa sumirnya para kapitalis dan orang kaya di Asia Tenggara. Mereka besar, tidak seperti kapitalis Amerika atau Jepang yang mengusung inovasi, produktivitas, keunggulan, kompetensi dan profesionalitas. Para kapitalis Asia Tenggara, menggurita karena menyusu pada Negara. Main proyek, mencurangi tender, merampok APBN atau APBD, kongkalingkong mark up, bancakan, dan silahkan tambah sendiri. Sialnya, pembesaran ini juga tertopang dengan sumber daya yang gampang dijual, mulai dari alam, tenaga kerja, fasilitas, atau barang-barang bernilai dan strategis lainnya. Gurita kekayaan trah Jawara di Banten, kalau mau jujur, segaris dengan pola-pola kapitalisme semu itu. Apa sih barang atau jasa inovasi mereka?
Mitologisasi
Intinya, pembesaran kuasa politik Jawara di Banten menguat karena miskinnya counter culture (budaya tanding) dari kelompok lain. Warna dominan Banten hari ini, menyisakan kultur Islam, dengan peran Kyai dan Ulama Kharismatk hanya sebagai simbol sosiologis. Beda dengan sub kultur ke-Jawara-an, begitu mengakar dalam urat nadi politik dan ekonomi warga di provinsi pecahan Jawa Barat itu.

Terhitung di medio Tahun 1970-an, kelompok Jawara Banten kian berkibar, manakala menjadi bagian dari sayap politik Partai Golkar. Sejumlah konsesi ekonomi politik mulai tumbuh semenjak itu.

Sementara kultur ke-Ulama-an, dengan tradisi kitab dan dinamika intelektualnya, kian menyurut dan sepi. Sesungguhnya, ini adalahanakronisme (pertentangan) dengan garis sejarah. Sejatinya, Banten tumbuh dan besar oleh kultur Kyai, budaya Islam militan, dan memiliki warisan intelektual ke-Islam-an yang mumpuni. Orang harus ingat siapa Syeikh Nawawi Al Bantani beserta jaringan ulama yang menjadi murid dan penerusnya. Tetapi, akar tradisi dan kultur tinggi itu meredup dan belum bangkit hingga hari ini.

Akar masalahnya terletak pada struktur psikologis warga Banten sendiri. Mereka memakai logika terbalik, justru memitologisasikan tradisi keulamaan seraya mengaktualisasikan tradisi kejawaraan. Hingga hari ini, wasiat agung para Ulama dan Kyai Kharismatik di Banten, bukannya dilacak secara akademik dan intelektual, tetapi malah menjadi ajang ziarah kubur, penghormatan hiperbolik, dan memistifikasi karomah ke-wali-an. Praktek seperti ini nyata-nyata menggerus spirit intelektual dan keunggulan sejati para Ulama. Kalaupun masih ada apresiasi minimal, justru memosisikan para Kyai dan Ulama untuk perkara mirip-mirip klenik dan perdukunan, tak jauh dari minta zimat, ngalap berkah, dan sejenisnya.

Sementara para Jawara, yang sebetulnya hidup karena mitologisasi yang disebutkan diatas, malah berperan sangat aktual. Begitu dominan dan menjadi warna eksperimen sosial politik sehari-hari.

Demitologisasi
Ikhtiar pembalikan logika inilah yang perlu. Mitos politik Jawara tak akan runtuh hanya karena mega patronnya telah tiada - selama dalam benak publik masih ada kompromi samar dengan mereka.

Jalur tercepat, bisa ditempuh dengan mengokohkan memori publik bahwa: mitos sesungguhnya tidak pernah memiliki kebenaran faktual, melainkan pembenaran aktual. Seperti nasehat Karen Armstrong, bahwa kebenaran mitos tidak terletak dalam fakta-fakta, melainkan pada dampaknya (menaklukkan opini publik).

Berhentilah dengan praktek pembiaran dan pemakluman, bahwa memang Banten sudah dari sononya berwarna Jawara. Tidak! Semua ini adalah rekayasa budaya, guna menaklukkan jati diri Banten yang sebenarnya. Sebab warisan sejarah Banten yang sesungguhnya tidak terletak di situ. Melainkan pada tradisi kosmopolit, egaliter, lintas batas, budaya intelektual, dan Islam. Sebuah sumber bahkan berani menyebut, bahwa dulu, jawara yang sejati adalah khodam (pengawal) para Kyai. Inilah yang kita butuh, di Banten. Semoga…

KESENIAN DEBUS

Pengertian Debus
Debus, merupakan kata dan istilah yang sangat aneh. Sebab, secara keseharian kata debus sudah .sangat akrab dengan telinga masyarakat, namun istilah dan arti yang ya tidak atau belum diketahui secara pasti. Hal itu disebabkan data tertulis hingga saat ini belum ditemukan. Ada dua pengertian yang diyakini kebenarannya, yaitu muncul pertama dari salah seorang pemerhati terhadap Kesenian Debus ini, yaitu Bapak A Sastrasuganda yaitu pensiunan Kepala Seksi Kebudayaan Kandepdikbud paten Serang, mengatakan bahwa Debus berasal dari bahasa Sunda. Kata debus `tembus' (Sandjin Aminuddin, 1997 :153). Debus yang berarti tembus menunjukkan bahwa alat-alat yang diperagakan adalah benda-benda tajam dalam permainan tersebut dapat menembus badan para pemainnya. Kedua, Debus berasal dari kata gedebus, yaitu nama salah satu benda tajam yang digunakan dalam permainan tersebut. Karena permainan Debus adalah permainan kekebalan tubuh, maka debus dapat pula diartikan `tidak tembus' oleh berbagai senjata yang ditusukkan atau dibacokkan ke tubuh manusia.
Dalam permainan Debus terdapat kolaborasi antara kekebalan tubuh dan permainan pencak silat. Atraksi permainan ini membuat para penonton merasa ngeri karena senjata tajam seperti golok, gedebus (almadad),' dan lain-lain atau bahkan api yang membakar manusia tidak mampu melukai para pemainnya. Oleh karenanya, Debus dikatakan pula sebagai permainan sulap yang mampu mengelabui mata para penonton.

Penyebararan Seni Debus
Kesenian Debus ini berkembang di daerah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang terutama di Kecamatan Walantaka dengan tokohnya M. Idris. Sedangkan di Kecamatan Curug tokohnya Umor, di Kecamatan Cikande tokohnya H. Renam, dan di atan Ciruas tokohnya adalah H. Ahmad. Debus merupakan kesenian yang sarat an doa-doa yang diambil dari ayat suci Al-Qur'an sebagai jampi-jampi untuk kekebalan tubuh.

Latar Belakang Sejarah
Asal-usul debus tidak dapat dipisahkan dari penyebaran agama Islam di daerah Banten. Debus adalah salah satu sarana dalam penyebaran agama Islam tersebut. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasaa pada abad XVII (1651 — 1652), Debus .dijadikan alat propaganda dalam membangkitkan semangat rakyat dalam perjuangan melawan Belanda (Sandjin Aminuddin, 1997 :156).
Seperti dikatakan di atas, bahwa Debus dikolaborasikan dengan kesenian Pencak silat, maka dapat dikatakan bahwa Debus merupakan kesenian bela diri. Sultan Ageng Tirtayasa memberi warna Debus dengan ilmu kekebalan tubuh kepada para pengikutnya dengan jampi-jampi yang diambil dari ayat suci Al-Qur'an. Ayat-ayat tersebut dihapalkan dan diresapi secara mendalam sehingga dapat mempertebal semangat moral dalam melawan Belanda.

Kesenian Debus sangat berperan dalam alur sejarah rakyat Banten dalam melawan penjajah Belanda pada masanya yang dilandasi ajaran agama Islam sebagai keyakinan dalam melakukan perjuangan tersebut.

Beberapa Ciri Permainan Debus.
Adanya Kesenian Beluk sebagi pengiring, yaitu nyanyian yang dibawakan para pemain dengan suara yang keras dan melengking sambil bersahut­sahutan yang diiringi oleh tabuhan.
Pencak silat, ketika Beluk dimulai maka keluarlah salah seorang pemain yang melakukan gerakan-gerakan pencak silat.
Dilanjutkan dengan permainan Debus, yaitu salah seorang pemain memegang almadan (gedebus) yang ditempelkan di perutnya dan seorang lagi memegang gada atau palu besar kemudian almadad dipalukan di atas perut.
Mengupas kelapa dengan gigi, dan batok kelapanya dipecahkan dengan cara dipukulkan ke kepalanya sendiri.
Mengerat bagian-bagian tubuh dengan golok yang tajam. Menggoreng kerupuk dan telur di atas kepala. Membakar anggota tubuh dan menyisir rambut dengan api. Menaiki dan menduduki tangga golok yang tajam. Memakan kaca.
Gemrung, permainan istrumen untuk mengakhiri pertunjukan

Pemain , Waditra dan Busana
Jumlah para pemain Debus biasanya kurang lebih 12 hingga 15 orang dengan tugasnya masing-masing, yaitu :
1 (satu) orang juru Gendang.
1 (satu) orang penabuh Terbang (Rebana Besar).
2 (dua) orang penabuh Dogdog Tingtit.
1 (satu) orang penabuh Kecrek.
4 (empat) orang pendzikir (melantunkan Beluk).
5 (lima) orang pemain atraksi.
1 (satu) orang sebagai saehu.

Sedangkan waditra yang dipergunakan adalah :
Gendang yang berfungsi sebagai pengiring gerak pencak silat.
2 (dua) buah Kulanter (gendang kecil).
1 (satu) Terbang yang berfungsi sebagai goong.
2 (dua) Tingtit (dogdog kecil), sama dengan dogdog yang dipergunakan dalam kesenian reog.
1 (satu) kecrek yang berfungsi memantapkan gerakan penari. Almadad (gedebus) besi tajam yang diberi kepala dari kayu berbentuk bulat diameter 0,5 cm dengan panjang 30 — 40 cm.
Gada
Golok
Pisau
Jarum
Paku
Silet
Kelapa
Ketel penggorengan
Minyak kelapa dan minyak tanah
Dan sejenis benda-benda tajam

Busana yang dipergunakan dalam Kesenian Debus adalah busana tradisional kampret dengan celana pangsi memakai ikat kepala (lomar) semuanya berwarna hitam

Sumber : Masduki Aam dkk. 2005 Kesenian Tradisional Provinsi Banten Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung

Sarjana, Menatap Masa Depan yang Suram

Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan
Ijazahmu .................


Itulah penggalan bait lagu sang Pahlawan Asia kita, Iwan Fals. Sebuah lagu yang mendiskripsikan tentang potret pemuda bangsa yang tetap kesulitan untuk mendapat pekerjaan walaupun yang bersangkutan sudah mengantongi ijazah sarjana.

Dalam kehidupan nyata celoteh Iwan fals memang benar adanya. Terlebih lagi, dengan kondisi bangsa yang masih tertatih-tatih setelah hantaman krisis, pengangguran merupakan problem yang sangat krusial dan sulit diatasi. Berbagai forum maupun seminar sudah digelar untuk mencari cara dalam menekan angka pengangguran. Akan tetapi toh yang terjadi bukannya berkurang, tetapi setiap tahun angka pengangguran semakin melangit.

Salah satu subyek pengangguran adalah mereka yang terkategori sebagai pengangguran intelektual. Label ini diberikan karena sejatinya mereka sudah mengenyam pendidikan tinggi dan sebagian besar malah sarjana. Menurut data dari BPS pusat pengangguran yang menyandang gelar sarjana tingkat Jawa Timur mencapai angka 269.415 serta mengalami kenaikan sekitar 1,2 % setiap tahunnya.

Tingginya nominal sarjana yang menganggur disebabkan oleh banyak faktor. Ibarat benang yang kusut, maka kekusutannya harus diurai satu persatu. Pertama, akar persoalan yang utama tidak lain dari terbatasnya lapangan kerja. Perbandingan antara lapangan pekerjaan yang tersedia dengan output perguruan tinggi tidak seimbang. Akibat sedikitnya lahan pekerjaan tersebut maka sudah dipastikan akan banyak yang tidak kebagian.

Kedua, krisis moneter yang menghantam Indonesia pada 1997 lalu telah membuat sktor riil collaps. Para sarjana yang sebelumnya berbondong-bondong memasuki sektor konstruksi dan perbankan terkena pemutusan Hubungan kerja (PHK).

Ketiga, menjamurnya lembaga pendidikan tinggi ikut memicu terjadinya booming pengangguran. Banyak diantara mereka yang menggaet konsumen dengan rayuan proses pendidikan yang cepat bahkan instan serta iming-iming kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan. Akan tetapi dalam kelanjutannya justru yang terjadi sebaliknya. Walaupun proses kuliahnya berlangsung cepat tetapi jaminan untuk mendapatkan pekerjaan hanyalah retorika belaka. Selain itu, banyak dari lembaga pendidikan tersebut yang tidak Qualified. Awalnya mereka hanya penyelenggarakan pendidikan setara diploma. Kemudian dengan cepat segera berubah dengan menyediakan jenjang sarjana. Peningkatan status yang terlalu dipaksakan inilah yang membuat mutunya pun asal-asalan.

Kempat, kapitalisasi pendidikan menyebabkan bergesarnya orientasi pendidikan di perguruan tinggi. Syndrome yang menempatkan kapital (uang) sebagai syarat utama telah menyebakan institusi pendidikan ibarat pedagang yang menjual pendidikansebagai komoditas barang dagangan. Titik inilah mengakibatkan terjadinya komersialisasi pendidikan. Institusi pendidikan tidak lagi mencetak scientific maupun profesional skill, melainkan sarjana massal yang tentu saja mutunya dipertanyakan.

Kelima, berbicara kualitas akhirnya berpulang kepada si sarjana itu sendiri. Banyak diantara mereka yang tidak menguasai basicnya yang telah ditekuni semasa kuliah. Bukan hal yang aneh kalau banyak ditemukan sarjana yang kemampuan bahasa inggrisnya sangat buruk bahkan tidak bisa mengoperasilkan komputer. Kondisi ini disebabkan oleh pola belajar ketika menekuni bangku kuliah. Sebagian dari meraka menganut budaya hedon dan menjadikan kuliah sekedar mencari titel dan ijazah. Dengan pola seperti itu tidak heran kalau setelah keluarpun mereka tidak memiliki skill yang memadai.

Keenam, belum terjaminnya keamananan dari ancaman terorisme, birokrasi yang ruwet dan korup, tidak adanya kepastian hukum, regulasi yang terlalu memberatkan para pengusaha telah membuat para investor ragu-ragu menanamkan modalnya di Indonesia. Apabila hal ini tidak cepat diatasi oleh pemerintah terpilih maka jangan berharap akan terbuka lapangan kerja baru.
Akumulasi dari beragam persoalan diatas yang mengakibatkan mengapa pengangguran sangat sulit ditekan. Ibarat penyakit, pengangguran merupakan tumor yang kian hari makin akut. Oleh karena itu jangan heran kalau tidak sedikit para mahasiswa yang menunda kelulusannya sambil menunggu keadaan menjadi lebih baik. Mereka lebih memilih untuk berlama-lama menjadi mahasiswa dari pada menjadi sarjana yang menganggur. Suatu hal yang patut disayangkan memang.

Sumber :  http://www.sanggarsenitelagabiru.co.tv/2011/04/sarjana-menatap-masa-depan-yang-suram.html

Membuat Gambar Melayang di Sudut Blog

Pertama anda Login ke blogger terlebih dahulu

Kemudian klik TATA LETAK >> EDIT HTML

Jika sudah jangan lupa Centang Expand Template Widget

Kemudian Cari Kode ]]></b:skin> kalau sudah ketemu, silahkan Anda COPAS kode di bawah ini dan letakkan di atasnya:

#gambar_pojokan {
position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px; (gambar kiri bawah)
clip:inherit;
_top:expression(document.documentElement.scrollTop+
document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); }
#gambar_pojokan1 {
position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; right:0px; (gambar kanan bawah)
clip:inherit;
_top:expression(document.documentElement.scrollTop+
document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); }
#gambar_pojokan2 {
position:fixed;_position:absolute;top:0px; left:0px; (gambar kiri atas)
clip:inherit;
_top:expression(document.documentElement.scrollTop+
document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); }

Lalu Cari kode </body> silahkan Anda COPAS kode di bawah ini dan letakkan di atasnya:

<div id="gambar_pojokan">
<a href="http://www.tkjlover.web.id/">
<img src="http://www.kaskus.us/images/smilies/shakehand2.gif" border="0" /></a> (kiri bawah)
</div>
<div id="gambar_pojokan1">
<a href="http://www.tkjlover.web.id/">
<img src="http://www.kaskus.us/images/smilies/shakehand2.gif" border="0" /></a> (kanan bawah)
</div>
<div id="gambar_pojokan2">
<a href="http://www.tkjlover.web.id/">
<img src="http://www.kaskus.us/images/smilies/shakehand2.gif" border="0" /></a> (kiri atas)
</div>

Simpan Template...
Keterangan:
Silahkan Ganti Tulisan Warna BIRU dengan URL Anda dan Tulisan berwarna MERAH dengan URL gambar yang Anda inginkan

Pantun Pendidikan, Bisa Menjadi Hiburan

Di setiap sekolah pasti kita selalu mendapat pelajaran bahasa Indonesia. Mulai dari tingkat yang paling rendah yaitu kelas satu Sekolah Dasar hinga pada jenjang yang paling tinggi yaitu SMU atau sekolah tingkat atas lainnya yang sederajat. Dalam pelajaran ini kita tidak hanya mendapat bagaimana cara melakukan komunikasi dengan bahasa Indonesia saja.
Namun ada jenis pelajaran lain yang juga harus dikuasai. Yaitu kesusastraan. Dalam sub pelajaran ini kita akan mendapat beberapa jenis karya sastra. Contohnya  pantun. Dan karena masih menjalani pendidikan di sekolah maka pantun yang diberikan biasanya juga berbentuk pantun pendidikan.

Pantun Pendidikan Untuk Hiburan
Meski merupakan pelajaran yang harus diikuti dengan serius namun ketika kita berlatih untuk membuat pantun pendidikan kita bisa mendapat hiburan yang cukup segar. Karena seni sastra terutama untuk pantun memang bisa kita nikmati lebih mudah. Bahkan kita juga bisa membuat pantun sendiri dengan isi yang sesuai dengan kehendak kita. Yang terpenting adalah masih berhubungan dengan dunia pendidikan.
Berikut ini ada beberapa contoh pantun pendidikan yang kalimatnya tidak terlalu berat dan cukup mampu untuk memberi hiburan.

Melihat Petruk memecah batu
Limbuk dan cangik memberi makan
Semua tekun mencari ilmu
Untuk tujuan di masa depan

Merasa takut digigit ular
Kancil sembunyi di pohon lontar
Jangan malas untuk belajar
Agar menjadi murid yang pintar

Berjalan jalan memakai kaos
Bergambar gajah menanam padi
Diajak teman untuk membolos
Biarkan dia bolos sendiri

Lihat bu lurah menanam tomat
Pak lurah memberi tanah yang coklat
Dengan pak guru selalu hormat
Dengan sang teman selalu dekat

Membuat Pantun Pendidikan
Demikianlah beberapa contoh pantun pendidikan yang meski terkesan serius namun mengandung unsur hiburan yang ringan. Lalu bagaimanakah cara membuat pantun yang bagus untuk pendidikan sekaligus bisa memberi hiburan?. Dalam hal ini ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Antara lain adalah :
  1. Isi pantun
    Semua inti atau isi dari pantun selalu terdapat pada kalimat baris yang nomor tiga dan empat. Tidak terkecuali dengan pantun pendidikan. Jadi buatlah kalimat tersebut yang juga berhubungan dengan dunia pendidikan. 
  2. Sampiran
    Agar pantun pendidikan tersebut mampu memberi nuansa hiburan yang segar, buatlah kalimat yang ringan dan terkesan lucu atau komedi. Sehingga pembaca atau penikmat pantun akan tersenyum meski pantun tersebut berisi pelajaran yang cukup serius.
  3. Penggunaan bahasa
    Meski mengandung unsur hiburan namun ketika membuat pantun pendidikan tetap harus menggunakan kaidah atau aturan dan tata bahasa Indonesia yang benar. Jangan sampai terjadi hanya karena ingin menghibur orang (terutama kaum pelajar) kita melalaikan hal tersebut.
  4. Sesuai dengan aturan
    Demikian pula dengan aturan dari pembuatan pantun itu sendiri. Karena untuk membuat pantun memang ada beberapa aturan yang tidak bisa dilanggar begitu saja. Misalnya tentang jumlah suku kata, akhiran ucapan kata atau kalimat dan lain sebagainya. Sehingga pantun pendidikan tersebut tetap bisa dipandang sebagai karya yang punya nilai seni sastra yang tinggi. 
 sumber :  http://www.anneahira.com/pantun-pendidikan.htm

Kumpulam Puisi Kontemporer yang Sarat Makna

Puisi kontemporer adalah bentuk puisi kekinian. Puisi tidak lagi dipandang sebagai karya sastra yang terikat oleh bentuk dan rima, tetapi sebuah puisi diciptakan untuk menyampaikan gagasan. Chairil Anwar dipandang sebagai pelopor revolusi bentuk puisi. Baginya bentuk puisi itu tidak penting. Yang penting adalah ujud pengucapan bantin.
Sebenarnya puisi-puisi Chairil Anwar pun sudah dapat dikatakan sebagai puisi kontemporer karena bentuk fisik puisinya menjadi contoh penyair-penyair berikutnya, bahkan sampai sekarang. Namun, istilah kontemporer sendiri mulai poluper pada era 70-an. Sutardji Calzoum Bahcri sebagai pelopornya.
Sutarji Calzoum Bachri menulis puisi menempatkan bentuk fisik puisi dalam kedudukan yang terpenting. Pengulangan kata dan bunyi adalah kekuatan puisinya. Sutardji ingin mengembalikan puisi pada pada hakikatnya, yaitu sebagai doa. Bentuk doa selalu ada persamaan ritma layaknya sebuah mantra.
Contoh puisi kontemporer karya Sutardji
Tradi Wingeka dan Sihka
kawin   
           kawin
                       kawin
                              kawin
                                         kawin
                                                     ka
                                            win
                                       ka
                                win
                      ka
             win
       ka
   win
ka
     win
             winka
                               winka
                                          winka
                                                     sihka
                                                              sihka
                                                                       sihka
                                                                                 sih
                                                                             ka
                                                                      sih
                                                                ka
                                                       sih
                                               ka
                                     sih
                               ka
                      sih
                 ka
                       sih
                              sih
                                    sih
                                             sih
                                                     sih
                                                           sih
                                                                  ka
                                                                         sih
                                                                                ku
Dalam puisi di atas bentuk grafis sangat dipentingkan penyair, bukan hanya penyair menulis dengan bentuk zigzag, tapi juga penyair ingin menyampaikan gagasan lewat pengulangan kata yang dibolak-balik.
Di sinilah kenapa Sutardji dipandang sebagai bapak pembaharu puisi kontemporer karena dia sudah berani mengobok-obok bentuk puisi lama yang dalam penyampaianya selalu dalam bentuk bait empat baris.
Dalam bentuk fisik puisi yang tidak biasa itu Sutardji menyampaikan gagasan lewat kata yang sederhana menjadi sangat rumit dan bermakna. Kata yang ditulis hanya kawin dan kasih.
Namun, di tangan Sutardji kedua kata itu menjadi kata yang luar biasa yang mempunyai makna tersembuyi di balik bentuk zigzag dan bolak-balik kata. Tanpa membuat kata tersebut kehilangan makna.
Contoh lain sajak kontemporer yang mementingkan bentuk fisik adalah karya Ibrahim Sattah
Firman
                : Kun
                  (buat tanda salib)
                Adalah malaikat yang dekat denganMu yang duduk dalam halaMu yang senantiasa sujud yang senantiasa kabut telah lebih dulu raga tatkala berkabar Engkau kepadanya.
                dan
                Allah tiada Tuhan selain Dia
                dan
               Adam yang tak sedap diam
                dan
iblis
mematahkan alif
dan
pohon tegahan
membuahkan
firman
dan
angin
dan
api
dan
debu
dan
air
mengalir
dari sabda-Nya
dan
sihir
Yang meniup dengan ludah
Di bumi ini pun
hadir
                                : Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui
Tuhankuberikan padaku
Firman
Itu
1974
Dua contoh di atas adalah dua bentuk puisi kontemporer yang sampai sekarang banyak ditiru oleh penyair-penyair muda yang berbakat. Jika puisi lama lebih lebih menunjukan kesimbangan peranan bentuk fisik yang ditonjolkan pada rima, dengan bentuk batin, puisi baru lebih menonjolkan bentuk batin dan gagasan, sedangkan puisi kontemporer lebih menonjolkan struktur fisik dalam menyampaikan gagasan.
Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk membuat puisi kontemporer? Segeralah mulai, kemudian cobalah untuk membukukan hasil karya yang Anda buat dalam bentuk kumpulan puisi kontemporer yang menarik.

 sumber : http://www.anneahira.com/kumpulan-puisi-kontemporer.htm