Siapa sih yang nggak pernah curhat, atau yang nggak suka curhat atau yang belum pernah curhat? Nggak muinnn banget deh kek-nya. Pasti semua orang di dalam periode tertentu di kehidupannya pernah melakukan yang namanya curhat alias curahan hati. Di kala kita sedang dilanda bete tingkat tinggi, sedang dalam kesedihan yang menyayat hati, kemarahan yang menggelegak sepanas larva gunung berapi, lagi bokek bin tongpes seakan termiskin di dunia, ditinggal pasangan, pacar ataupun selingkuhan, pokoknya di saat diri dilanda gundah gulana curhat kepada orang lain memang salah satu jalan yang bagus untuk mengeluarkan semua yang bikin sesak di dada.
Saya mendengar di Indonesia sekarang ada istilah curhat colongan dan curhat rampokan. Walah pertama mendengarnya saya sampai ngakak geli, ada-ada aja. Apa sih curhat colongan dan rampokan itu?. Walaupun saya udah dikasih tahu tapi tetap nggak ngeh juga maksudnya. Tolong dong KoKiers yang di Indonesia kasih jawabannya. Kalau saya begitu denger kata-kata curhat colongan malahan jadi keinget sama maling. Mungkin selain nyolong celana dalem dan kutang, maling sekarang jadi tambah canggih karena nyolong curhat juga hehe…
Walaupun saya bukan lulusan akademi percurhatan apalagi sampai menyandang title sarjana curhat, tapi saya mau sok tahu merangkum dan mejabarkannya untuk Kokiers semua. Apa sih hal-hal yang sebaiknya dilakukan sang percurhat agar nantinya tidak menyesal dikemudian hari.
Curhat ke biang gossip
Kalau Anda memang sudah bosen hidup atau memang kepengen cepet “ngetop” ya boleh aja sih curhat sama orang-orang yang termasuk dalam golongan biang gossip ini. Tapi hasilnya masalah Anda belum tentu hilang malahan akan nambah lagi masalah baru. Kecuali kalau memang hidup Anda sepi dari masalah sehingga kepengen punya banyak masalah ya monggo silahkan aja.
Curhat sama orang tua, keluarga atau pasangan
Tergantung orang dan masalah yang dihadapi, terkadang ada beberapa hal yang susah untuk diungkapkan ke orang tua, keluarga atau pasangan. Apalagi kalau penyebab masalah kita adalah mereka masak harus curhat sama mereka lagi, weleh.
Curhat sama teman dekat
Ini yang biasanya paling banyak kita lakukan, curhat dengan teman. Baik teman biasa, ataupun teman dekat. Tapi hati-hati juga lho nggak jaminan kalau curhatan anda tersebut akan terjamin rapi tersimpan. Banyak juga teman yang terlihat baik didepan tapi buas diranjang eh buas dibelakang maksud saya. Didepan terlihat seperti angel yang mau menolong dan mendengarkan derita unek-unek anda tapi nantinya curhatan anda itu dijadikan bahan untuk menjatuhkan, mempermalukan ataupun hal-hal jelek lainnya. Jadi hati-hati really hati-hati dalam memilih teman untuk tempat menumpahkan curhatan anda. Cari teman dekat yang anda telah tahu betul track record-nya. Kalau saya pribadi saya punya teman dekat banget a.k.a BFF yang sudah saya kenal luar dalam selama 15 tahun. Kalau saya ada masalah yang serius biasanya saya merasa nyaman, tenang dan aman menumpahkan apapun kepadanya, begitupun dia.
Curhat sama orang yang sedang punya masalah besar
Ini tandanya kadar perikemanusiaan Anda kurang banget. Sudah tahu teman tersebut lagi puyeng tujuh keliling sama masalahnya kok ya tega-teganya ditambahin harus dengerin masalah Anda juga.
Curhat membawa petaka
Misalnya Anda lagi stress dan bete sama kerjaan yang nggak ada habisnya plus bos yang nggak pengertian. Terus anda curhat deh sama orang ataupun bos lain yang notabene punya masalah atau musuhan sama bos anda. Kalau kek gini tandanya anda emang lagi stress banget sampe nggak bisa mikir sama sekali hehe…atau karena Andas udah kebanyakan duit nggak butuh lagi kerjaan.
Curhat sama orang cuek yang nggak perdulian
Biasanya curhatan Anda akan masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Tergantung Anda-nya mau nggak curhat sama orang yang tipe begini. Menurut saya sih lebih mending curhat sama yang kek gini, at least curhatan kita nggak akan tersebar kemana-mana. Toh terkadang tujuan kita curhat hanya untuk ngeluarin unek-unek yang untel-untelan didada setelah itu plong deh.
Curhat sama para ahli seperti psychologist
Nah ini sih kalo anda emang kebanyakan duit dan sedang mempunyai masalah yang berat. Nggak mungkin aja kita curhat sama mereka setiap hari, selain ketemu mereka harus pakai reservasi juga tarifnya muahall booo. Misalkan contoh case nanti malam anda akan ngedate sama seseorang yang selama ini sudah anda mimpi-mimpikan, ehlah dalah pas bangun tidur tadi pagi tiba-tiba nongol sebiji jerawat batu tepat diatas hidung. Perasaan hati pasti langsung teraduk-aduk antara keki, marah, sedih campur sari tho. Nah masak gara-gara hal begini mau curhat sama psychologist, yang ada mereka akan bilang, “Duh mbakyu salah kamar, bagian dermatologist ada diujung tuh”.
Curhat sama orang nggak dikenal
Boleh-boleh aja sih anda curhat sama orang yang nggak dikenal seperti orang-orang yang ketemu di mall, di angkutan umum, atau sama-sama sedang menunggu antrian entah di bank ataupun di WC umum. Tergantung kepada anda dan orang tersebut, mau nggak dengerin curhatan Anda. Jadi tanya dulu yah, jangan main hantam langsung curhat ke orang tersebut bisa-bisa Anda disangkain orang gila kabur dari RS Jiwa hihihi…
Curhat memang enak dan perlu, tapi jangan gara-gara curhat hubungan pertemanan anda terganggu. Seyogyanya anda paham akan hal-hal ini sehingga anda nggak menuai sesal dikemudian hari.
Curhat lihat waktu
Terkadang anda lupa kalau teman anda punya kewajiban, keinginan dan kegiatan lain di hidupnya. Jangan kebanyakan membrondong teman dengan curhatan anda. Harus lihat-lihat situasi apakah saat itu orang atau teman yang akan kita curhati sedang mau dan ada waktu untuk mendengarkan curhatan anda. Ada juga orang yang saking lupa waktu, curhat berjam-jam sehingga menimbulkan masalah baru, seperti lupa masak, lupa makan terlebih lagi lupa mandi dan gosok gigi (nah bakalan kacau kan)
Curhat ada batasnya
Enough is enough yang terjemahan bebasnya Anda harus tahu kapan harus menghentikan curhatan anda. Terkadang ada orang yang curhat hal yang sama dari hari ke bulan, bulan ketahun itu-itu aja terus nggak ganti-ganti. Orang yang dengernya juga bakalan bosan, eneg dan lama-lama akan menghindari anda.
Misalkan anda curhat tentang suami Anda yang selingkuh lagi selingkuh lagi, terus curhat tentang hal ini selama bertahun-tahun. Anda harusnya sadar sendiri, jangan menumpahkan curhatan ini ke teman terus menerus sementara tidak ada tindakan yang Anda lakukan. Hal seperti ini bisa merusak hubungan pertemanan anda. Sebaiknya hal ini Anda bawa langsung ke marriage counselor.
Ok deh sekian dulu penjabaran saya seputar dunia percurhatan. Saya juga menerima masukan lain dari KoKiers dalam hal seputar curhat mencurhat ini. Oh ya buat yang mau curhat sama saya silahkan email saya di : sekalicurhat50dollars@yahoo.com.