GM PT Sofyan Hotels, Hamdany: Setelah Syariah, Bisnis Meningkat

Oleh Is Mujiarso

Di kalangan masyarakat bisnis Jakarta, Hotel Sofyan sudah dikenal luas sebagai hotel yang dikelola secara syariah. Yang barangkali belum banyak disadari adalah fakta bahwa hotel tersebut merupakan bukti betapa penerapan syariah dalam bisnis adalah masa depan kesuksesan.

Hotel Sofyan memulainya dari hal yang paling tidak terbayangkan, yakni menggabungkan antara bisnis hotel yang secara konvensional identik dengan hal-hal berbau maksiat dan syariah yang banyak berisi larangan. Dan, ternyata tidak ada yang mustahil, bahkan boleh dibilang tidak ada yang sesulit yang dibayangkan orang sebelumnya.

Prinsip-prinsip syariah, ternyata, sama sekali bukan penghalang bagi bisnis. "Bahkan, setelah dievaluasi, peningkatannya menggembirakan, 15-18%. Artinya, dengan kondisi ini (dikelola secara syariah -red) pertumbuhan bisnisnya bagus," ujar General Manager PT Sofyan Hotels Hamdany ketika ditemui Niriah.com di kantornya di Hotel Sofyan Betawi, Jalan Cut Meutia, Jakarta Pusat.

Pria yang belum genap setahun bergabung dengan Hotel Sofyan tersebut menegaskan, bahwa kendati dikelola secara syariah, sebagai bisnis jasa Hotel Sofyan diperuntukkan bagi umum tanpa memandang agama.

"Customer kita banyak yang non-muslim. Mereka senang karena dengan prinsip syariah yang diterapkan, hotel ini jadi rapi, tidak ada perempuan yang berkeliaran," ungkap lajang kelahiran Bandung, 4 September 38 tahun yang lalu itu.

Hamdany menceritakan, Hotel Sofyan dikelola secara syariah sejak 1992 dengan melalui tahap demi tahap.

"Berangkat dari keinginan pihak pemegang saham untuk membangun bisnis yang bersih, maka penerapan syariah di hotel ini diawali dengan menghilangkan dulu makanan-makanan yang mengandung unsur babi.Baru kemudian menginjak ke minuman-minuman yang bersifat memabukkan dan mengandung alkohol.Berikutnya, fasilitas-fasilitas yang memicu ke arah maksiat seperti diskotek, bar, music club dihilangkan.Bahkan salon dulu juga ada, dihilangkan juga," papar dia.

"Dari situ mulainya, berkembang sampai kita mendapatkan sertifikasi dari Dewan Syariah Nasional MUI pada Juli 2003 sebagai hotel yang dikelola sesuai prinsip syariah," tambah dia.

Selain berangkat dari niat untuk menciptakan usaha yang benar-benar bersih, Hamdany tidak membantah bahwa faktor pasar juga ikut mendorong terjadinya konversi dari hotel konvensional ke syariah."Saya kira waktu itu memang sudah kelihatan bahwa pangsa pasarnya cukup menjanjikan," kata dia.

Maka, sejak 1992 itu, terjadilah seleksi tamu di Hotel Soyan sehingga kemudian beredar joke di kalangan masyarakat bahwa menginap di hotel tersebut harus menunjukkan surat nikah."Tidak seekstrim itu," ujar Hamdany sambil tertawa."Yang terjadi memang, kita membatasi tamu yang check in, yang bukan suami-istri harus terpisah kamarnya.Dan, dengan dihilangkannya fasilitas-fasilitas tadi dengan sendirinya juga terjadi seleksi pasar."

Semua proses itu, menurut Hamdany, berlangsung smooth dan lambat-laun, didukung upaya branding yang dilakukan pihak manajemen, Hotel Sofyan pun dikenal sebagai hotel syariah dan bisnisnya pun berkembang."Sekarang kita punya divisi pengembangan yang fungsinya memberi layanan konsultasi dan manajemen untuk hotel-hotel yang ingin dikelola secara syariah," jelas dia seraya menyebut, sudah ada 10 hotel yang berminat dan salah satunya, yang dalam waktu dekat dikerjakan, di Semarang.